Ahmad Hijazi dikabarkan menerima harapan palsu setelah dirinya diminta oleh Partai Golkar untuk maju dalam pilkada Batam tahun 2020. Setelah digadang-gadang akan maju sebagai bakal calon (bacalon) wali kota dari partai berlambang pohon beringin, kini nama Hijazi muncul sebagai bacalon wali kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), yang diusung oleh Partai Demokrat, berpasangan dengan Surya Makmur Nasution.
Kabar ini dibenarkan oleh Surya Makmur, yang ditemui di Batam Center, Rabu, 5 Agustus 2020. Surya mengatakan kemungkinan dirinya bersanding dengan Ahmad Hijazi dalam pilkada Batam hampir pasti terjadi. “Insyaallah [berpasangan dengan Ahmad Hijazi],” katanya kepada HMStimes.com.
Disinggung mengenai Ahmad Hijazi yang sebelumnya diusung Partai Golkar, Surya menanggapi dengan datar. Ia mengatakan, dinamika di tiap partai tidak dapat ditebak dan cenderung berubah-ubah. Menurutnya, Hijazi juga sudah menjalin komunikasi politik dengan beberapa partai lain seperti PAN dan PKS. Surya juga menyebutkan pihaknya sedang menunggu keputusan partai dalam waktu dekat dan mencari koalisi untuk memuluskan langkah bertarung dalam pemilu 2020. “Kalau sudah ada keputusan maka secepatnya diumumkan,” kata Surya.
Sementara itu, Hijazi yang dihubungi HMS pada Kamis, 6 Agustus 2020, mengaku merasa terpanggil untuk membangun Kota Batam saat Partai Golkar meminangnya. Meski kini Golkar mengambil sikap lain, ia pun menerimanya. “Ibaratnya terjatuh ke kali, mandi saja sekalian gitu,” katanya melalui sambungan telepon.
Hijazi mengatakan, setelah dipinang Golkar, partai itu pun hendak memasangkan dirinya dengan salah satu dari delapan pasangan wakil. Namun, rekomendasi dari DPP Golkar Kepri tidak dilanjutkan. Hal itu, kata dia, lantaran Golkar memiliki koalisi kepentingan di tahun 2024 mendatang. Karena hal itulah akhirnya Surya Makmur Nasution menemuinya dan belakangan kemudian diketahui keinginan Partai Demokrat menggandengnya dengan mantan anggota DPRD Kepri itu. “Memang pada awalnya sebelum digandengkan dengan Pak Surya, teman-teman Demokrat mengajak untuk bersama-sama. Akhirnya deal. Sekjen Demokrat kebetulan juga sudah bicara dengan kami dan mendorong kami agar bersama-sama membangun koalisi dengan partai-partai lain,” katanya.
Hijazi menuturkan, Golkar cenderung membangun koalisi terlebih dahulu baru kemudian mencari pasangan wakil, sedangkan Demokrat justru mencari pasangan terlebih dahulu untuk kemudian mencari dukungan koaliasi.
Sebagai orang yang sempat bertugas selama 18 tahun di Batam, Ahmad Hijazi mengaku memiliki utang dengan kota ini sehingga ia pun mengikuti saja kenyataan bahwa Golkar yang semula mengajaknya bertarung dalam pilkada tetapi pada akhirnya tidak mengusung dirinya. “Kalau saya mundur, tanpa ikhtiar untuk menggapai partai-partai lain, saya khawatir nanti masyarakat menyalahkan saya karena tidak berjuang sampai akhir,” kata Hijazi.