Selasa, 13 April 2021
No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Nasional
  • Eksklusif
  • Feature
  • Kriminal
  • Politik
  • Sejarah
  • Olahraga
belajar daring lewat internet
James Pardede, praktisi pendidikan di Kota Medan, Sumut. (Foto: Franjul Sianturi)

Anak Bukan Makin Pintar Setelah Belajar lewat Internet

19 September 2020

Medan, 344 kata

Franjul Sianturi Franjul Sianturi
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsApp

Meski sistem belajar daring sudah berlangsung sejak April 2020 lalu, masih banyak orang tua murid di kawasan Medan Johor Namorambe, Kota Medan, Sumatra Utara, yang mengeluhkan proses belajar lewat internet itu.

“Anak saya dua yang sekolah, ada SD dan SMP. Setiap hari saat pulang kerja, saya harus membuka handphone, melihat tugas anak, mengajarinya. Meski badan terasa capek tapi harus tetap diajari, dan itu tiap hari saya lakukan,” ujar Duma Manurung, warga Namorambe, kepada HMS, Sabtu, 19 September 2020.

Baginya belajar secara daring ini tidak maksimal, apalagi keluarganya hanya memiliki dua handphone. Satu dipakainya untuk bekerja sebagai buruh, dan satu lagi dipakai suaminya sebagai pengemudi ojek online.

“Saya tidak mengerti sampai kapan ini akan terus berlanjut. Anak-anak bukannya makin pintar, tapi makin tidak terkontrol. Apalagi biaya hidup makin tinggi, dan kebutuhan anak juga terus bertambah, terlebih uang sekolah tidak bisa terlambat,” katanya.

Berita Lain

Badan Pelaksana Otorita Danau Toba Dinilai Menimbulkan Konflik

Kampung Madras, Bukti Kehadiran Orang India di Kota Medan

Bantuan untuk UMKM Digulirkan, Pengusaha Dadakan Bermunculan

Setelah Dianiaya, Tubuh Jefri Wijaya Dicucuri Asam

Bukan hanya kalangan orang tua yang mengeluhkan kondisi belajar dari rumah, beberapa guru juga mengeluh dan berharap supaya proses belajar dan mengajar bisa kembali normal dilakukan di ruang kelas.

Seorang guru SD di Deli Tua, Wati Sitepu, juga prihatin melihat anak-anak yang sedang bertumbuh tidak mendapat pendidikan yang layak. “Saya pribadi berharap sekolah bisa dibuka. Sedih lihat anak-anak seumuran SD tidak bisa mengenyam pendidikan,” katanya.

Dia mengatakan aturan protokol Covid-19 juga harus diterapkan seandainya sekolah dibuka. Pihak sekolah bisa membagi jumlah siswa per ruangan, mempersingkat jam belajar, serta memperbanyak aktivitas di luar kelas.

Praktisi pendidikan di Kota Medan, James Pardede, mengatakan kepada HMS bahwa pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap metode belajar daring lewat internet, baik evaluasi kemampuan anak-anak dalam mengikuti pelajaran maupun evaluasi kemampuan orang tua dalam membimbing anaknya belajar di rumah.

Menurut James, banyak orang tua yang tidak bisa memantau anaknya belajar daring setiap hari, terlebih mengikuti pelajaran demi pelajaran yang rumit dan membosankan. Banyak juga orang tua murid yang tidak sanggup membeli paket internet.

Mengenai hal ini, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Medan, Ahmad Johan, mengatakan sistem belajar secara daring merupakan regulasi nasional yang dibuat di tingkat pusat. Dia berharap agar orang tua tetap sabar mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. (Franjul Sianturi, calon reporter HMS)

Berita Lain

Little India, Kampung Madras, di Kota Medan. (Foto: Tonggo Simangunsong)

Kampung Madras, Bukti Kehadiran Orang India di Kota Medan

15 November 2020
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Riadil Akhir Lubis. (Foto: Tonggo Simangunsong)

Bantuan untuk UMKM Digulirkan, Pengusaha Dadakan Bermunculan

14 November 2020

IKLAN

Kalau Anda wartawan, tulislah sesuatu yang bernilai untuk dibaca. Kalau Anda bukan wartawan, kerjakanlah sesuatu yang bernilai untuk ditulis.

  • Tentang HMS
  • Redaksi
  • Perusahaan
  • Alamat
  • Pedoman

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS

No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Sumatra Utara
  • Feature
  • Eksklusif
  • Lowongan Wartawan
  • Kode Perilaku HMS

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS