Meski sistem belajar daring sudah berlangsung sejak April 2020 lalu, masih banyak orang tua murid di kawasan Medan Johor Namorambe, Kota Medan, Sumatra Utara, yang mengeluhkan proses belajar lewat internet itu.
“Anak saya dua yang sekolah, ada SD dan SMP. Setiap hari saat pulang kerja, saya harus membuka handphone, melihat tugas anak, mengajarinya. Meski badan terasa capek tapi harus tetap diajari, dan itu tiap hari saya lakukan,” ujar Duma Manurung, warga Namorambe, kepada HMS, Sabtu, 19 September 2020.
Baginya belajar secara daring ini tidak maksimal, apalagi keluarganya hanya memiliki dua handphone. Satu dipakainya untuk bekerja sebagai buruh, dan satu lagi dipakai suaminya sebagai pengemudi ojek online.
“Saya tidak mengerti sampai kapan ini akan terus berlanjut. Anak-anak bukannya makin pintar, tapi makin tidak terkontrol. Apalagi biaya hidup makin tinggi, dan kebutuhan anak juga terus bertambah, terlebih uang sekolah tidak bisa terlambat,” katanya.
Bukan hanya kalangan orang tua yang mengeluhkan kondisi belajar dari rumah, beberapa guru juga mengeluh dan berharap supaya proses belajar dan mengajar bisa kembali normal dilakukan di ruang kelas.
Seorang guru SD di Deli Tua, Wati Sitepu, juga prihatin melihat anak-anak yang sedang bertumbuh tidak mendapat pendidikan yang layak. “Saya pribadi berharap sekolah bisa dibuka. Sedih lihat anak-anak seumuran SD tidak bisa mengenyam pendidikan,” katanya.
Dia mengatakan aturan protokol Covid-19 juga harus diterapkan seandainya sekolah dibuka. Pihak sekolah bisa membagi jumlah siswa per ruangan, mempersingkat jam belajar, serta memperbanyak aktivitas di luar kelas.
Praktisi pendidikan di Kota Medan, James Pardede, mengatakan kepada HMS bahwa pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap metode belajar daring lewat internet, baik evaluasi kemampuan anak-anak dalam mengikuti pelajaran maupun evaluasi kemampuan orang tua dalam membimbing anaknya belajar di rumah.
Menurut James, banyak orang tua yang tidak bisa memantau anaknya belajar daring setiap hari, terlebih mengikuti pelajaran demi pelajaran yang rumit dan membosankan. Banyak juga orang tua murid yang tidak sanggup membeli paket internet.
Mengenai hal ini, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Medan, Ahmad Johan, mengatakan sistem belajar secara daring merupakan regulasi nasional yang dibuat di tingkat pusat. Dia berharap agar orang tua tetap sabar mendampingi anak-anaknya belajar di rumah. (Franjul Sianturi, calon reporter HMS)