Kementerian Agama mewacanakan sertifikasi dai yang pada awalnya ditentang, kemudian berganti nama menjadi dai bersertifikat, dan akhirnya diresmikan dengan nama bimbingan teknis dai bersertifikat.
Bimbingan teknis dai bersertifikat angkatan kedua berlangsung di Hotel Golden View, Bengkong, Batam, 15 Oktober 2020, yang secara resmi dibuka oleh Mahbub Daryanto, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau. Angkatan pertama sudah terlaksana minggu sebelumnya. Kedua kegiatan ini menghabiskan biaya Rp300 juta. Jumlah peserta dalam setiap angkatan 100 orang dai, terdiri dari pria dan wanita berbagai ormas Islam dari tujuh kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Riau.
Yunus, Kepala Seksi Penerangan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepri mengatakan kepada HMStimes.com bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan kompetensi para dai. “Bagaimana kita bisa menjaga kerukunan umat beragama. Saya pikir tokoh masyarakat punya pengaruh yang besar ke masyarakat, dalam hal ini yaitu penceramah,” katanya.
Ia mengatakan sertifikasi ini tidak bertujuan untuk menentukan layak tidaknya mereka menjadi penceramah. “Mereka ikut kegiatan. Tentunya setelah itu mereka mendapatkan sertifikat. Ini sertifikat biasa,” katanya. “Di dalamnya juga ada soal mengenai radikalisme. Kita mau mereka bisa mencegah radikalisme.”
Mahbub Daryanto, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepri, mengatakan kegiatan ini adalah pembekalan dan penguatan kompetensi para dai, dan tidak ada langkah lanjutan setelah mendapatkan sertifikat.
“Ini sertifikat biasa setelah kegiatan saja, bukan menyertifikasi seperti guru-guru. Tidak ada keistimewaan,” kata Mahbub. “Awal-awal, kan, ada kontroversi yang tidak bisa menerima. Makanya, Kementerian Agama hanya melakukan peningkatan kompetensi, wawasan, dan silaturahmi.”
Mahbub berharap para dai di Kepri bisa berdakwah dengan lebih tenang, dan menyampaikan kebijakan Kementerian Agama dengan cara mereka. “Tidak semua orang baca koran, nonton TV, dan menggunakan sosial media. Jadi, mereka inilah harapan perpanjangan tangan kami,” katanya kepada HMS.
Edi Batara, Kepala Bidang Binmas Islam Kanwil Kementerian Agama Kepri, menutup kegiatan ini pada Jumat, 16 Oktober 2020. Ia mengatakan semua peserta mendapat sertifikat. “Peserta bersyukur mengikuti kegiatan. Mereka bisa menambah wawasan, karena materinya bukan hanya keagamaan, tapi wawasan kebangsaan, bagaimana hidup toleransi dengan umat lainnya,” katanya.
Andriansyah Sinaga, peserta dari Badan Amil Zakat Nasional Kota Batam, mengakui kegiatan ini penting bagi para dai, karena mereka dibekali metode berdakwah. “Hal paling penting yaitu bagaimana kita sebagai penceramah di Kepri mampu mengayomi masyarakat,” katanya.