Bobby Nasution, bakal calon Wali Kota Medan, ditinggalkan oleh empat pengurus anak cabang (PAC) PDIP di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara. Keempat PAC PDIP menolak mendukung pencalonan menantu Presiden Joko Widodo itu dalam pilkada Medan. Bahkan, mereka justru akan mendukung calon wali kota yang lain, Akhyar Nasution.
Menanggapi hal itu, Bobby Nasution mengatakan bahwa keempat PAC PDIP yang membelot tidak terlalu berpengaruh terhadap pencalonannya dalam pilkada Medan, karena jumlah mereka lebih sedikit daripada PAC yang mendukung dirinya.
“PAC ada 21. Yang menyingkir ada empat. Sisanya lebih banyak pendukung dari awal. Seharusnya yang sedikit ikut yang besar, bukan yang besar ikut yang sedikit,” kata Bobby Nasution kepada wartawan, 9 September 2020, di RSUP Adam Malik, Medan.
Walaupun demikian, kata Bobby, masih ada kemungkinan untuk melakukan pendekatan personal demi mendapatkan dukungan yang lebih besar.
Sebelumnya terkabar bahwa empat ketua PAC PDIP di Kota Medan telah mengundurkan diri, atau tidak mendukung pencalonan Bobby Nasution. Keempatnya dari PAC PDIP di Medan Area, Medan Perjuangan, Medan Johor, dan Medan Selayang.
Dalam pilkada Wali Kota Medan tahun 2020, pasangan Bobby Nasution dan Aulia Rahman diusung oleh delapan partai, yakni PDIP, Gerindra, PAN, Golkar, PPP, NasDem, PSI, dan Hanura dengan total 39 kursi di DPRD Kota Medan.
Menanggapi masalah PDIP ini, pengamat politik di Medan, Shohibul Anshor Siregar, menyebutnya sebagai bentuk kekecewaan atas tidak konsistennya partai dalam kaderisasi dan demokrasi.
“Ini ada yang salah. Apa arti kaderisasi dalam tubuh partai? Padahal, seperti diketahui itu, Akhyar besar dari PDIP dan ikut membesarkan PDIP. Dia merupakan perwakilan wong cilik di partai, bukan pengusaha yang punya banyak uang. Tapi kemudian bukan dia yang diusung, tapi Bobby,” kata Shohibul Anshor Siregar.