Dalam rangka penerapan kebijakan pengembangan industri yang baik dan efektif diperlukan dukungan data yang valid dan terkini. Sekaitan hal itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian RI menggelar sosialisasi sistem informasi industri nasional (SIINas) pada 25 November 2020 di Meeting Room Asialink Hotel, Kota Batam, Kepulauan Riau. Sosialisasi ini juga bertujuan untuk memantau kondisi industri dan kawasan industri secara menyeluruh, serta menghimpun data yang lengkap dan rinci, dan penyederhanaan perizinan.
Direktur Pelayanan Lalu Lintas Barang dan Penanaman Modal BP Batam, Harlas Buana, menjelaskan sosialisasi ini merupakan bagian dari peran BP Batam untuk memberikan pembinaan kepada para pelaku usaha di Batam. Menurutnya, inovasi dan perbaikan dibutuhkan untuk mempercepat produksi industri di Batam. “Kawasan industri, perusahaan, dan aktivitas perdagangannya menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan produksi agar sejalan dengan misi Kementerian Perdagangan RI yang kini sedang menjaga fokus tren neraca perdagangan dengan memperbesar ekspor,” ujar Harlas.
Ia mengimbau agar para peserta workshop dapat memanfaatkan pertemuan ini dengan baik dan dapat mengisi data pada sistem SIINas dengan lengkap.
Dalam kegiatan ini hadir Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian RI, Janu Suryanto, sebagai narasumber. Dikatakan Janu, total laporan perusahaan Kota Batam pada semester 1 tahun 2020 hanya mencapai 141 perusahaan atau 3% dari jumlah keseluruhan. “Padahal jika SIINas ini bisa dimanfaatkan secara maksimal, banyak kemudahan yang didapatkan oleh para pelaku usaha, seperti mengetahui potensi bahan baku industri, tersedianya database paten, maupun adanya rekomendasi penetapan harga produk usaha tertentu,” jelas Janu.
Ia mengatakan nilai ekspor migas dan nonmigas pada Oktober 2020 mencapai US$14,39 miliar, atau mengalami kenaikan 3,09% dibanding September 2020. Sedangkan untuk impor pada Oktober 2020 mengalami penurunan -6,79% dibanding September 2020. “Untuk itu, Pemerintah sudah menyiapkan beberapa langkah strategis program subtitusi impor 35% dengan peningkatan utilisasi produksi seluruh sektor industri pengolahan pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 80%,” ungkap Janu.
Turut hadir dalam acara ini, Ketua Koordinator Wilayah Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, OK Simatupang, Wakil Koordinator Wilayah HKI Kepri, Tjaw Hioeng, dan Kepala Sub Direktorat Pelayanan Penanaman Modal, Wildan Arief.