Rabu, 14 Mei 2025
No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Nasional
  • Eksklusif
  • Feature
  • Kriminal
  • Politik
  • Sejarah
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Opini
mahasiswa Kepri
Mahasiswa Kepri, Budi Prasetyo, difoto di Batam. (Foto: Donella Bangun)

Cerita Budi Prasetyo, Mahasiswa Kepri yang Muntah Darah Setelah Dipukuli Oknum Polisi

24 Oktober 2020

Batam, 712 kata

hms hms
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsApp

Selasa malam, 13 Oktober 2020, HMStimes.com menemui Budi Prasetyo (23) untuk melakukan wawancara di sebuah rumah makan di Mega Legenda, Kota Batam, Kepulauan Riau. HMS mendapati Budi dan empat orang rekannya sedang berbincang dengan seorang laki-laki beruban sehingga HMS menunggu di meja lain yang jaraknya kira-kira 7 meter dengan meja mereka. Selagi HMS menunggu, empat laki-laki berbadan tegap datang lalu duduk tepat di sebelah meja HMS. Keempat laki-laki itu duduk menghadap ke arah Budi, membelakangi HMS, meletakkan handy talky di meja, dan tampak mengawasi sekitarnya.

Setelah satu jam akhirnya Budi mendatangi HMS dan mulai memberi keterangan dengan suara yang dipelankan. Kemudian HMS mengajak Budi pindah ke meja lain agar dia lebih leluasa menjelaskan masalah laporannya ke Propam Polda Kepri hari itu. Belum lima menit, seorang rekan Budi yang sudah meninggalkan tempat itu menelepon dan meminta agar wawancara dilakukan via telepon saja. Ia juga meminta agar Budi dan tiga rekannya pergi dari sana secepatnya. Akhirnya HMS pun menunda wawancara.

Beberapa hari kemudian HMS menghubungi Budi via telepon. Dia pun menceritakan kronologi kekerasan yang dialaminya dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Tanjung Pinang menolak Omnibus Law di kantor DPRD Provinsi Kepri, 8 Oktober 2020 lalu.

Hari itu rombongan mahasiswa Tanjung Pinang berkumpul di lapangan Pamedan untuk aksi unjuk rasa. Namun, polisi di sana meminta mahasiswa melakukan rapid test. Mahasiswa menolak, dan melanjutkan konvoi menuju kantor DPRD Provinsi Kepri. Sesampainya di depan kantor DPRD, mahasiswa diadang polisi dengan kawat berduri dan mobil water cannon. Setelah selama tiga jam diadang, mahasiswa memaksa membuka kawat berduri.

Berita Lain

PT Merah Putih Shipyard Batalkan Kerja sama dengan PT Tri Graha Powerindo Energi

Li Claudia Chandra Serahkan Bantuan Tunai kepada Lansia

Hadiri Undangan Networking Dinner Bersama Delegasi Kementerian dan Pengusaha Jerman

89 KK Warga Rempang Tempati Rumah Baru Tanjung Banun

Setelah berhasil masuk ke lobi kantor DPRD, massa mahasiswa meminta para petinggi DPRD menemui mahasiswa untuk melakukan deklarasi tolak Omnibus Law bersama dengan mereka. Namun, yang hadir saat itu hanya dua orang wakil rakyat. Karena merasa kecewa, massa kembali berdiri untuk bernyayi membakar semangat.

Saat itulah, menurut Budi, pasukan polisi mulai menembakkan water cannon ke arah massa yang membuat barisan mahasiswa terpecah. Kemudian polisi menangkap sejumlah mahasiswa, termasuk Budi.

Awalnya Budi hanya menolong rekannya, Ilham Firmansyah dari Universitas Maritim Raja Ali Haji. Namun, ia terjatuh, dan polisi memukulnya pada bagian dada, muka, punggung, dan pinggangnya. Seorang mahasiswa lain hendak menolongnya, tetapi Budi langsung diseret dan wajahnya diterjang oleh seorang laki-laki yang mengenakan hoodie, seperti tampak dalam video yang beredar di media sosial.

Budi dibawa polisi ke dalam satu ruangan yang jaraknya kira-kira 10 meter dari tempat pertama kali Budi jatuh. Di ruangan itu ia kembali mendapat pukulan dan kata-kata kasar dari oknum polisi. “Ucapan mereka, ‘Mati kau! Babi kau! Sok jagoan kau!’” kata Budi.

Ada empat mahasiswa lain yang didapati Budi di ruangan itu sebelum datang satu orang lagi setelah dirinya. Rekannya yang terakhir masuk ke ruangan itu juga mendapat perlakuan yang sama, tetapi tidak separah Budi.

Seorang polisi, yang tidak diketahui Budi dari mana sebelumnya, menghentikan tindakan brutal rekannya sesama polisi. “Katanya, ‘Jangan ada yang memukuli mahasiswa. Ini adik-adik kita juga. Kalau ada yang memukul, saya yang kalian lawan,’” kata Budi.

Budi mengatakan kepada HMS bahwa di dalam ruangan itu selain ada mahasiswa dan polisi, juga ada lebih dari lima orang berpakaian tenaga medis dan dua orang berseragam loreng. Tenaga medis tersebut sempat memberikan air putih untuk diminum Budi.

Begitu Budi minum, dia langsung memuntahkan darah ke lantai sebanyak dua kali. Dia takut dan khawatir ada luka dalam yang parah. Dia terbaring setelah luka-luka memarnya diolesi salep oleh tenaga medis. Tubuhnya sangat lemah sehingga tenaga medis menyarankan dia pergi ke rumah sakit kalau merasa ada gejala yang serius. Dua orang rekannya menggotong Budi keluar dari ruangan itu.

Budi sempat melihat Ketua DPRD Kepri, Jumaga Nadeak, di lokasi aksi unjuk rasa. Rekan Budi berteriak, “Pak, ini rakyatmu sedang terluka.” Namun, tidak ada respons dari Jumaga, yang saat itu tengah memperhatikan massa yang masih ditembaki dengan gas air mata.

Selanjutnya Budi dibawa rekannya ke puskesmas terdekat dengan motor. Setelah mendengar keterangan bahwa Budi sempat muntah darah, petugas puskesmas merujuknya ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tanjung Pinang dengan ambulans dan bantuan oksigen, karena Budi sesak bernapas. “Hasil dari rumah sakit setelah rontgen, katanya paru-paru saya aman,” kata Budi.

Sebelum berita ini terbit, Budi memberi kabar kepada HMS bahwa pihak Polda Kepri sudah menghubunginya pada 22 Oktober 2020 dan memberitahukan laporannya sudah sampai pada tahap penyidikan. Sebelumnya, Budi dan empat orang rekannya bersama dengan pengacara telah melaporkan oknum polisi yang memukulinya kepada Propam Polda Kepri di Kota Batam. (Donella Bangun, calon reporter HMS)

Berita Lain

Pelaku bersama barang bukti yang diamankan polisi. (Foto:Ist/humas)

Polisi Berhasil Amankan Sindikat Pencurian Kendaraan Bermotor di Batam

15 Maret 2024
Polda Kepulauan Riau melaksanakan diseminasi keselamatan melalui kegiatan Police Go To School di sekolah SD, SMP dan SMA/SMK Maitreyawira di Kota Batam. (Foto; Humas Polda)

Police Go To School, Upaya Polda Kepri Sadarkan keselamatan Lalu Lintas Sejak Dini

7 Maret 2024

IKLAN

Kalau Anda wartawan, tulislah sesuatu yang bernilai untuk dibaca. Kalau Anda bukan wartawan, kerjakanlah sesuatu yang bernilai untuk ditulis.

  • Tentang HMS
  • Redaksi
  • Perusahaan
  • Alamat
  • Pedoman

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS

No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Sumatra Utara
  • Feature
  • Eksklusif
  • Lowongan Wartawan
  • Kode Perilaku HMS

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS