Membuka usaha baru pada usia 28 tahun bukan hal mudah untuk Sumitro Silaen, lelaki kelahiran Sitorang, Silaen, Kabupaten Toba, Sumatra Utara. “Saya merantau. Berawal kerja di PT-PT dulu, kemudian sambil kuliah,” katanya kepada HMStimes.com, Kamis, 17 September 2020, di gerai kulinernya, De’Pallet, di Muka Kuning, Batam, Kepulauan Riau.
Berangkat dari desa kelahirannya, ia pertama sekali bekerja sebagai operator di perusahaan swasta di Kota Batam. Sambil bekerja, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang diploma tiga di Politeknik Negeri Batam. Semasa semester kedua, ia diterima sebagai staf Clerk HRD di Batamindo Investment Cakrawala. Setelah lulus dari kampus tahun 2014, ia kembali bekerja di perusahaan, salah satunya Pollux Habibie.
Setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya, bersama dengan empat orang temannya, ia berfokus menekuni usaha kuliner di kawasan Batamindo Industrial Park, Muka Kuning, Sei Beduk, Batam, pada tahun 2016. Alasannya untuk menekuni bisnis kuliner adalah untuk mengembangkan kemampuan diri.
Sumitro Silaen menamai usaha kulinernya De’ Pallet. Dia menggunakan nama Pallet karena bangunannya menggunakan dinding kayu palet, kayu yang biasa digunakan untuk mengemas barang. Kreasi kayu palet tampak semakin elegan ditopang oleh batu alam koral, membuat gerai kulinernya terlihat unik dan menarik.
Mula pertama membuka usaha kuliner, ia sudah mempekerjakan karyawan sebanyak 10 orang. Ia menyajikan berbagai menu masakan nasional menggunakan bumbu hasil olahannya sendiri. Nasi goreng dan ayam kalasan menjadi salah satu masakan andalannya. Katanya, nasi goreng olahannya disukai oleh atasan-atasan perusahaan yang ada di kawasan Batamindo Industrial Park.
“Mungkin karena mereka tidak terlalu suka pedas, dan sausnya aku racik sendiri,” kata Sumitro Silaen. Selain cita rasa, ia mengutamakan pelayanan kepada pelanggan. Ia tidak membiarkan pelanggannya berlama-lama menunggu. “Kurang lebih empat menit harus sudah tersaji,” kata pria yang memiliki hobi menyanyi ini.
Seiring berjalannya waktu, empat orang rekannya mengundurkan diri karena memiliki kesibukan lain. Akhirnya, ia mengelola sendiri De’Pallet. Namun, pada masa pandemi Covid-19 ini penjualannya menurun drastis. Selain ada larangan berkumpul di tempat umum, beberapa kebijakan perusahaan di kawasan Batamindo Industrial Park tidak memperbolehkan karyawan membeli makanan di luar perusahaan. “Perusahaannya sudah menyediakan makanan,” kata Sumitro.
Meskipun begitu, ia tidak patah semangat. Malah dalam waktu dekat ia akan membuka cabang di daerah Tanjung Piayu.
Dalam bisnis kuliner, Sumitro Silaen mengaku hanya mengandalkan relasi, dan berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan pelanggannya. Ia tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
Ia percaya tidak ada usaha yang sia-sia jika terus dilakukan dengan tekun. “Kalau belum maksimal, kita coba gali lagi,” katanya.