Kapal kayu KM Sumber Cahaya yang membawa 10 ekor sapi dan hilang kontak sejak 9 Juli 2020, telah ditemukan di Perairan Kecamatan Midai, Natuna, Kepulauan Riau, (Kepri), Rabu, 15 Juli 2020. Nakhoda, tiga anak buah kapal (ABK), satu penumpang, dan muatan KM Sumber Cahaya pun dikabarkan selamat.
Dari informasi yang dihimpun HMSTimes.com di lapangan, KM Sumber Cahaya bertolak dari Pelabuhan Midai menuju Kepulauan Anambas. Normalnya, perjalanan antarpulau dengan jarak 305 km itu dapat ditempuh dalam 23 jam. Namun, di tengah KM Sumber Cahaya mengalami kerusakan mesin dan terombang-ambing sampai ke Pulau Timau, Kecamatan Midai.
Wartawan HMSTimes.com ikut dalam rombongan SAR Natuna, DPRD Natuna, Dinas Dishub Natuna, dan Kasat Polairud Polres Natuna AKP Zulkarnain menggunakan KN SAR 245 Sasikirana yang bertolak dari Pelabuhan Penagi Natuna menuju Kecamatan Midai.
Kepala Kantor SAR (Kakansar) Natuna, Mexianus Bekabel, mengatakan pihaknya pada Rabu, 15 Juli 2020 langsung menurunkan personel dengan KN SAR 245 Sasikirana dalam upaya mencari KM Sumber Cahaya. Namun, kapal kayu bermuatan sapi itu telah dievakuasi oleh tiga kapal nelayan yang melintas.
“Dari informasi Camat Midai, kapal penumpang KM Fisabillah telah dikirim terlebih dahulu untuk mengevakuasi lima orang yang berada di KM Sumber Cahaya. Kelimanya kini dalam perawatan di Puskesmas Kecamatan Midai,” kata dia kepada HMSTimes.com, 15 Juli 2020.
Mexianus menjelaskan kapal kayu 6 GT itu dinakhodai oleh Supardi (55), dengan ABK yakni Suep (60), Junai (60), dan Man (54) beserta istrinya yang merupakan penumpang. Menurutnya, insiden itu terjadi lantaran radio di KM Sumber Cahaya tidak berfungsi sehingga nakhoda tidak bisa melakukan kontak meminta bantuan.
“Mereka tidak menggunakan radio dengan dengan antena radius standar pelayaran jangkauan panjang. Ditambah lagi telepon genggam milik nakhoda tidak menangkap sinyal di perairan itu,” kata Mexianus.
Sementara nakhoda KM Sumber Cahaya, Supardi, menjelaskan saat mengalami rusak mesin, kapalnya sudah memasuki perairan Anambas. Kapal pun terombang-ambing sampai akhirnya ditemukan oleh nelayan enam hari setelahnya.
“Kami juga sempat berinisiatif membuat layar, tapi hal itu tidak membantu,” kata Supardi.
Kepala Syahbandar Midai, Edi, mengatakan surat perjalanan berlayar KM Sumber Cahaya dengan tonase kapal 6 GT sudah lengkap. Nakhoda pun diakuinya memiliki alat komunikasi jarak pendek yaitu handy talky (HT).
“Ke depannya saya akan ambil sikap tegas terkait izin pelayaran. Jangan sampai kejadian KM Sumber Cahaya kembali terulang,” katanya.