Karlus Kiik, pria kelahiran Kupang pada 10 Oktober 1978, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada Kamis, 17 September 2020, sekitar pukul 05.00 sore di perkebunan kelapa di Desa Dapur 3 Air Naga, Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau. Yang menemukan dia ialah keponakannya sendiri, Agustinus Stefa. Petugas dari Polsek Galang sudah turun ke lokasi pukul 07.00 malam pada hari itu juga.
Agustinus mengatakan kepada HMStimes.com, ketika pertama kali ditemukan, tubuh Karlus Kiik tanpa pakaian lengkap. Dia hanya mengenakan celana dalam. Wajahnya ditutupi baju, dan ada luka sayatan benda tajam di bagian lehernya.
“Saat saya coba telepon om saya, dia tidak mengangkat teleponnya. Hampir sepuluh kali saya coba telepon,” kata Agustinus Stefa. “Setelah lama menelepon, saya akhirnya mencari om saya untuk mengajaknya pulang. Ternyata saya tidak menemukannya. Biasanya dia duduk di bawah pohon kelapa. Lama mencari, saya melihat dia terbaring di bawah pohon kelapa. Setelah saya panggil-panggil, dia tidak bangun-bangun. Ternyata dia sudah meninggal, dan saya langsung telepon keluarga saya yang lain.”
Menurut saksi yang lain, Ardani (58), warga Dapur 3, saat itu dia baru saja pulang dari Kota Batam membeli material bangunan untuk perkebunan tersebut. Dari kejauhan dia diberhentikan oleh Agustinus, yang saat itu sedang menangis histeris. Ardani langsung turun dari mobil, lalu melihat Karlus Kiik terbujur kaku tidak bernyawa.
“Saya tidak berani memegang ataupun menyentuh korban. Saya hanya lihat dari jauh,” katanya.
Ardani mengatakan Karlus adalah orang yang baik. Dia tidak pernah melihat Karlus ribut atau bertengkar dengan orang lain.
Dia juga mengatakan motor Karlus turut hilang bersama dengan salah satu kuli bangunan di perkebunan tersebut.
Adik kandung Karlus, Markus Mau (41), berharap agar kasus kematian saudaranya ini segera diungkap oleh pihak kepolisian. “Saat ini jasadnya sedang dibawa pihak kepolisian untuk dilakukan autopsi. Setelah selesai, jasad akan dikirim ke Kupang untuk dimakamkan di kampung,” katanya kepada HMS.
Semasa hidupnya, Karlus sehari-hari bekerja sebagai penjaga perkebunan kelapa di Desa Dapur 3 Air Naga, Sijantung, Galang, Kota Batam, selama kurang lebih tiga tahun. Dia tinggal di Jembatan 6 Barelang bersama dengan keponakannya.
Kapolsek Galang, AKP Herman Kelly, melalui sambungan telepon mengatakan kepada HMS bahwa kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh polisi. (Muhamad Ishlahuddin, calon reporter HMS)