Hari Kamis, 16 Juli 2020, sinar matahari di langit Kota Batam cukup terik meskipun baru pukul 10.00. Di lantai 2 rumah makan Mie Tarempa, Batam Center, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), seorang pria yang menggunakan kemeja merah marun, bercelana panjang hitam, sembari menenteng topi wisuda tampak menoleh untuk mencari kursi kosong.
Namanya Rizky Sapriadi (25). Pagi itu ia bersama ayah, ibu, dan dua saudaranya. Semua tampak berpakaian rapi dengan warna senada. Perempuan mengenakan gamis berwarna abu-abu, dan laki-laki menggunakan seragam serba hitam. Mereka pun langsung memesan makanan khas Pulau Anambas, Kepri, yang disajikan di rumah makan tersebut.
Rizky, anak kedua dari keluarga asal Kabupaten Bintan, baru saja melewati momen kelulusannya di Politeknik Negeri Batam. Raut kebahagiaan tergambar dari senyum semringah sedari awal HMStimes.com menyapanya.
Rizky bercerita mengenai proses wisuda yang baru saja dilewati. Ia mengaku sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk pelaksanaan wisuda sejak beberapa hari sebelumnya. Ia menyewa mobil MPV berwarna hitam selama tujuh hari untuk membawa anggota keluarga hadir dalam momen bahagia itu. Di asrama kampus, ia juga begadang semalaman hanya untuk menyetrika jubah toga yang akan menjadi kebanggaannya. Selepas bangun di waktu subuh, Rizky bergegas membersihkan diri dan sembahyang. Ia lalu menghubungi sang ibu yang sudah berada di Batam sejak sehari sebelumnya.
Sekitar pukul 07.30 pagi, ia langsung mengendarai mobil sewaan tersebut untuk menjemput keluarga yang diinapkan di rumah saudara. Selesai menjemput, Rizky langsung tancap gas menuju kampus, karena ia mendapat urutan ketiga di kloter pertama dari 101 calon wisudawan Politeknik Negeri Batam.
Pelaksanaan wisuda kali ini berbeda dengan yang biasanya. Tidak ada wisuda di aula besar lengkap dengan pendingin ruangan, di mana direktur, kepala jurusan, dan kepala program studi di Politeknik Negeri Batam berada di satu panggung yang sama. Wisuda kali ini dilakukan dengan sistem drive thru, layaknya layanan pembelian makanan di beberapa restoran siap saji, yang sengaja dibuat untuk mengakomodir kebutuhan mahasiswa tanpa mengabaikan protokol kesehatan Covid-19.
Prosesi wisuda yang dilewati pemuda dari pasangan Muksin dan Maimunah ini tidak memakan waktu lama, kurang dari 15 menit. Setiap mahasiwa cukup menunggu giliran dari dalam mobil sesuai urutan yang ditentukan. Saat giliran tiba, mahasiswa turun dari mobil menemui direktur yang akan memindahkan tali topi wisuda dari kiri ke kanan, tanda gelar baru sudah resmi disandang. Selepas direktur memindahkan tali topi wisuda, Rizky resmi mendapat gelar sarjana terapan, S.Tr.Ak.
“Seperti jadi sebuah sejarah baru. Wisuda di halaman kampus, berfoto sebentar, lalu balik lagi ke mobil. Tetapi bukan itu intinya. Paling penting itu kelulusan saya ini bisa disaksikan keluarga. Bakal jadi malas kalau mereka tadinya takada,” kata Rizky.
Selain berhasil mendapat gelar baru di dunia pendidikan, Rizky juga berhasil menyelesaikan kuliah dengan nilai sempurna dan memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,8 dengan nilai A hampir di seluruh mata kuliah. Hal ini tentu saja tidak diperoleh Rizky dengan cuma-cuma. Selain giat belajar, ia mengaku ada sosok yang berperan penting selama Rizky melaksanakan magang. “Namanya Ibu Ida. Bu Ida mantep, sosok yang bisa memimpin keuangan dengan baik. Jadi sebenarnya, sejak 26 Mei kemarin selepas magang, saya langsung ditawarin kerja juga sama beliau,” ujar Rizky.
Tawaran kerja sebagai akuntan di PT Amtek Engineering Batam didapat Rizky setelah berhasil menuntaskan tugas-tugas magang selama dua semester dengan baik. Ia juga memperoleh gaji lumayan, setara dengan upah minimum yang ditetapkan pemerintah yang dapat dipergunakan untuk membantu perekonomian keluarga.
Semua ini menebus kesulitan yang selama ini dirasakannya. Ia harus memutar otak mencari biaya hidup sendiri. Ia juga harus berupaya keras guna mendapatkan beasiswa sebesar Rp700 ribu per bulan yang diterima setiap enam bulan sekali. Kini semuanya sudah terbayar dengan wisuda drive thru yang telah dilaluinya.