Sabtu, 23 September 2023
No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Nasional
  • Eksklusif
  • Feature
  • Kriminal
  • Politik
  • Sejarah
  • Olahraga
  • Entertainment
lapangan Merdeka Medan
Restoran dan kafe berjejer di Lapangan Merdeka di Jalan Balai Kota, Medan. (Foto: Tonggo Simangunsong)

Lapangan Merdeka di Kota Medan Harus Jadi Cagar Budaya

24 September 2020

Medan, 284 kata

Tonggo Simangunsong Tonggo Simangunsong
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsApp

Nilai historis Lapangan Merdeka di Kota Medan, Sumatra Utara, akan hilang akibat kepentingan segelintir pebisnis. Aset publik bersejarah itu dikhawatirkan akan terus menjadi rebutan para pencari untung bila tidak segera ditetapkan sebagai cagar budaya.

Masa depan lahan publik yang berlokasi di titik nol Kota Medan dan sudah berdiri sejak 1880 itu menjadi bahan diskusi Medan Urban Forum lewat aplikasi internet, 23 September 2020, yang diikuti aktivis cagar budaya Kota Medan, dosen, dan wartawan.

“Lapangan Merdeka harus segera ditetapkan sebagai cagar budaya. Kalau tidak diurus, akan menjadi rebutan para pebisnis,” kata dosen dan pengamat sosial Sohibul Asnyor Siregar pada diskusi daring tersebut. “Tapi masalahnya, siapa yang peduli? Hanya kita yang peduli,” katanya.

Saat ini area Lapangan Merdeka telah dijadikan lahan bisnis. Banyak kafe dan restoran berdiri di sana. Pohon-pohon pun dilapisi beton sehingga membuatnya membusuk. Semua perubahan itu menyebabkan hilangnya nilai sejarah Lapangan Merdeka.

Berita Lain

Badan Pelaksana Otorita Danau Toba Dinilai Menimbulkan Konflik

Kampung Madras, Bukti Kehadiran Orang India di Kota Medan

Bantuan untuk UMKM Digulirkan, Pengusaha Dadakan Bermunculan

Setelah Dianiaya, Tubuh Jefri Wijaya Dicucuri Asam

Menurut pemerhati tata kota Meuthia Fadila Fachruddin, nilai Lapangan Merdeka yang dulunya dikenal sebagai alun-alun kota sekarang hanya tinggal sebagai sejarah. “Saya hanya bisa menceritakannya kepada anak-anak saya tentang keindahan alun-alun kota ini,” katanya. Melalui lembaga yang diikutinya, Meuthia sudah berulang kali menyampaikan kepada pemerintah kota agar merevitalisasi lapangan tersebut, tetapi tidak mendapat respons.

“Pemerintah tidak tahu mau melakukan apa, yang penting ada proyek dan penyerapan anggaran. Wakil rakyat juga tidak peduli. Mereka datang dan berjanji pada saat pemilihan. Setelah duduk di Dewan, mereka lupa,” katanya.

Nostalgia mengenai nilai sejarah Lapangan Merdeka masih melekat dalam ingatan Teguh Santosa, aktivis, dosen, dan wartawan Jakarta asal Medan. Dia belum bisa lupa saat dia menjadi ketua paskibra, aktif di pramuka, dan pernah mengibarkan bendera di lapangan ini. “Jika ingin merevitalisasi Lapangan Merdeka, saya pikir perlu ada saudagar yang mau membeli semuanya dan mengembalikannya ke seperti semula,” katanya.

Berita Lain

Little India, Kampung Madras, di Kota Medan. (Foto: Tonggo Simangunsong)

Kampung Madras, Bukti Kehadiran Orang India di Kota Medan

15 November 2020
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Riadil Akhir Lubis. (Foto: Tonggo Simangunsong)

Bantuan untuk UMKM Digulirkan, Pengusaha Dadakan Bermunculan

14 November 2020

IKLAN

Kalau Anda wartawan, tulislah sesuatu yang bernilai untuk dibaca. Kalau Anda bukan wartawan, kerjakanlah sesuatu yang bernilai untuk ditulis.

  • Tentang HMS
  • Redaksi
  • Perusahaan
  • Alamat
  • Pedoman

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS

No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Sumatra Utara
  • Feature
  • Eksklusif
  • Lowongan Wartawan
  • Kode Perilaku HMS

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS