Yayasan Talitakum Cahaya Batam Rumah Singgah yang berada di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, didirikan pada tahun 2008 dengan nama Rumah Singgah Kasih Kasihan. Pada awalnya Reni Komsary mendirikan yayasan itu untuk merawat anak jalanan, dan kemudian dia juga merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang ada di Kota Batam.
Banyak rintangan dialami oleh Reni saat merawat para ODGJ di rumah singgah miliknya, yang selama 12 tahun tidak memiliki legalitas karena keterbatasan keuangan. Namun, dengan kegigihannya akhirnya dia dapat mengurus legalitas rumah singgah tersebut pada tahun 2020.
“Itulah awalnya Rumah Singgah Kasih Kasihan berubah nama menjadi Rumah Singgah Talitakum,” kata Reni saat ditemui HMS di Yayasan Talitakum Cahaya Batam Rumah Singgah pada 17 Desember 2020.
Reni mengatakan para ODGJ yang dirawat di sana bisa sembuh karena diurus dengan baik dan juga didoakan. “Kunci utama untuk penyembuhan orang gila yang berada di rumah singgah ini adalah berdoa,” katanya.
Pada awalnya para ODGJ harus dikarantinakan. “Setelah agak mendingan kondisi kejiwaan mereka, maka barulah dikeluarkan dari ruang karantina,” ucap Reni.
Dia menyebutkan ODGJ di rumah singgah itu tidak semuanya beragama Kristen, dan ketika pertama kali para ODGJ diantarkan oleh keluarganya ke sana, sudah diberitahukan bahwa para ODGJ akan didoakan secara Kristen. “Syukurlah, keluarga calon pasien tidak merasa keberatan ketika didoakan secara Kristen. Sudah banyak yang sembuh dan kembali kepada keluarganya. Setelah sembuh, mereka bekerja dan mereka juga kembali menjadi donatur kami,” kata Reni.
Saat ini ada 50 pasien ODGJ yang sedang dirawat di Yayasan Talitakum Cahaya Batam Rumah Singgah, yang terdiri dari 37 laki-laki dan 13 perempuan, dan segala kebutuhan hidup mereka ditanggung oleh Reni. “Puji Tuhan, masih banyak orang berbaik hati mau menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk membantu kebutuhan hidup mereka. Kalau pemerintah, baru sekali saja memberikan bantuan,” kata Reni.
Menurut Alex, pembina Yayasan Talitakum Cahaya Batam Rumah Singgah, mendoakan para ODGJ adalah tugas yang indah bagi dirinya. “Berdoa dan menumpangkan tangan diyakini adalah kuasa untuk menyembuhkan mereka,” katanya.