Kalangan orang tua siswa di Kota Batam, Kepulauan Riau, mulai mengeluhkan biaya kuota internet untuk proses belajar jarak jauh anaknya.
Salah satunya Simamora, orang tua murid di SMP Negeri 27 Sagulung, Kecamatan Sagulung, Batam, yang mengaku telah mendapat paket internet dengan kartu perdana. Secara mendetail ia tidak mengetahui berapa kuota internet yang diterimanya. “Biasanya kita beli paket baru pasti ada ditulis kuota internetnya. Ini tidak ada,” katanya.
Kendati ia telah menerima paket internet yang disediakan pemerintah itu, ia tetap kewalahan. Ia sering memasang dan melepas kartu telepon yang sudah ada sejak lama pada telepon selulernya. Bila anaknya hendak belajar, ia memasukkan kartu paket internet. Bila hendak menghubungi keluarga, ia kembali memasang kartu lama.
“Pokoknya jadi ribetlah, bongkar pasang kartu,” katanya. Sepatutnya, menurut dia, pemerintah atau pihak sekolah terlebih dahulu melihat jenis kartu apa yang sering digunakan oleh orang tua murid. Hal itu bisa ditanyakan langsung kepada orang tua murid melalui rapat ataupun surat pemberitahuan.
Purba, warga Sei Lekop, Sagulung, juga mengeluhkan masalah handphone. Sejak kegiatan belajar mengajar dengan sistem online, ia harus memikirkan cicilan handphone yang ia beli untuk mendukung kegiatan belajar anaknya. “Harusnya pemerintah juga menyediakan handphone khusus untuk belajar. Bagaimana dengan kami yang miskin ini?” katanya.
Uni, warga Jalan Bakal, Batam Kota, mengaku belum menerima kartu paket internet gratis dari sekolah, padahal ia memiliki dua orang anak di SD 07 Batam Kota. “Saya ada mendengar informasi itu, tetapi saya belum ada menerimanya,” katanya kepada HMStimes.com, Jumat, 11 September 2020.