Selasa, 15 Juli 2025
No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Nasional
  • Eksklusif
  • Feature
  • Kriminal
  • Politik
  • Sejarah
  • Olahraga
  • Entertainment
  • Opini
pedagang Medan
Paskah Ginting, pedagang di Pajak Melati, Medan, menunjukkan surat imbauan dari Lurah Tanjung Selamat agar pedagang tidak berjualan. (Foto: Tonggo Simangunsong)

Pedagang di Pajak Melati Medan Takpercaya Boru Sinukaban Meninggal karena Covid-19

4 Oktober 2020

Medan, 524 kata

Tonggo Simangunsong Tonggo Simangunsong
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsApp

Paskah Ginting (40) masih sempat bertemu dan bertegur sapa dengan Boru Sinukaban, pedagang sayur yang meninggal karena, menurut pemerintah setempat, terpapar Covid-19. Lapak jualan Paskah hanya sekitar tiga meter dari lapak Sinukaban di Pajak Melati di Jalan Flamboyan Raya, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatra Utara.

“Memang sudah ada sakitnya, sudah lama itu, sakit asam lambung. Tapi aku ragu itu karena Covid,” kata Paskah saat ditemui HMStimes.com di sela-sela kesibukannya melayani pembeli, 3 Oktober 2020.

Paskah mengatakan Boru Sinukaban dikenal ramah dan suka menegur sesama pedagang. “Waktu itu Jumat [18 September 2020), dua minggu lalu, kami masih sempat bicara sebentar. Kemudian Senin ada berita [Sinukaban] sudah meninggal di Rumah Sakit Bina Kasih,” katanya.

Paskah tidak percaya Sinukaban meninggal karena Covid-19 walaupun memiliki riwayat penyakit asam lambung dan acap kali mengalami sesak napas jika sakitnya kambuh. “Asam lambung ini ciri-cirinya sesak napas. Jadi, orang yang sudah sesak napas sering dikategorikan Covid, itu yang saya ragukan,” kata Paskah.

Berita Lain

Penutupan Festival Wisata Edukasi Leluhur Batak Rumahela 2025, Bupati Samosir Ajak Generasi Muda Lestarikan Budaya

Pemkab Samosir Gelar Musrenbang RPJMD 2025-2029: Membangun Masa Depan Samosir yang Unggul dan Berkelanjutan

Konferensi Pertama Destinasi Geowisata Kaldera Toba Unesco Global Geopark 2025

Dibuka oleh Wapres RI, Wakil Bupati Samosir Turut Hadiri Pembukaan Rakernas PSBI 2025

Adik ipar Paskah sendiri pernah dilarikan ke Rumah Sakit Elisabeth, Medan, karena sesak napas. Pihak rumah sakit sempat mendiagnosis dia terpapar Covid-19. Namun, keluarga bersikeras mengatakan bukan Covid-19 dan meminta dia diperiksa kembali. Hasil diagnosis terakhir, ternyata dia hanya sakit asam lambung. “Jadi, saya pun ragu kalau dia [Boru Sinukaban] itu Covid,” ujarnya.

Sehari setelah kematian Boru Sinukaban yang disebut karena terpapar Covid-19, seluruh pedagang di Pajak Melati diimbau untuk tidak berjualan hingga waktu yang tidak ditentukan. “Bersama dengan ini kami mengimbau pada seluruh pedagang Pasar Melati Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, untuk tidak berdagang/beraktivitas di Pasar Melati berhubung dikarenakan ada salah seorang pedagang yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19, dan untuk berjualan/aktivitas akan kami informasikan kembali,” begitu isi surat yang ditandatangani Lurah Tanjung Selamat tertanggal 21 September 2020. Setelah surat itu sampai kepada para pedagang, seluruh lapak di Pajak Melati disemprot dengan cairan disinfektan.

Karena surat imbauan lurah itu, Paskah Ginting pun tidak berjualan selama sepuluh hari. Dia hanya berada di rumah, makan, tidur, dan menonton televisi. “Bosan. Uang keluar terus, pemasukan takada. Lagi pula stok ikan masih banyak yang tidak terjual,” katanya. Sepuluh hari kemudian dia kembali beraktivitas di pasar setelah terlebih dahulu menjalani rapid test yang dilakukan pihak Kecamatan Medan Tuntungan.

Bukan hanya Paskah yang ragu bahwa kematian Boru Sinukaban adalah gara-gara Covid-19. Pedagang lain juga tidak percaya sehingga mereka tetap berjualan walaupun ada imbauan agar tidak berjualan.

Seorang pedagang, Boru Sembiring, mengatakan kepada HMS, “Mana ada itu karena Covid-19. Memang sebelumnya dia sudah lama sakit.” Dia tidak mau termakan isu Covid-19 yang disebarkan melalui surat edaran. Keyakinannya itu semakin kuat ketika seluruh pedagang di Pajak Melati diharuskan menjalani tes rapid, dan ternyata semuanya dinyatakan negatif. Sempat ada enam pedagang yang dinyatakan positif, tetapi setelah menjalani tes swab, hasilnya negatif.

Pedagang lain, Ningsih, mengatakan sempat tidak berjualan selama tiga hari karena surat imbauan dari pemerintah itu. Setelah menunggu hasil rapid test, yang hasilnya negatif, dia pun kembali berjualan bersama dengan suaminya. “Pengeluaran banyak kalau di rumah saja,” katanya.

Seorang penjual ikan yang lapaknya berdekatan dengan lapak Boru Sinukaban juga tidak percaya bahwa almarhumah meninggal karena virus corona. Menurut dia, Boru Sinukaban terlalu letih bekerja. “Bayangkanlah, di pasar induk Lau Chi dia jualan. Habis itu dia ke sini. Kan, capek kali,” katanya.

Berita Lain

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin tiba di Istana Jakarta untuk menghadap Presiden Prabowo, Selasa, 3 Juni 2025.(Foto: Ist./ detikcom).

Menkes Dipanggil Ke Istana Lapor Langsung Kasus Covid-19

4 Juni 2025
Surat Edaran Dirjen P2 Kemenkes. (Foto: Ist./Dok. Kemenkes).

Kemenkes: Waspadai Kasus Covid-19 Meningkat

1 Juni 2025

IKLAN

Kalau Anda wartawan, tulislah sesuatu yang bernilai untuk dibaca. Kalau Anda bukan wartawan, kerjakanlah sesuatu yang bernilai untuk ditulis.

  • Tentang HMS
  • Redaksi
  • Perusahaan
  • Alamat
  • Pedoman

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS

No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Sumatra Utara
  • Feature
  • Eksklusif
  • Lowongan Wartawan
  • Kode Perilaku HMS

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS