Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah telah menyalurkan dana bantuan untuk 50 persen dari 12 juta pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, dana sokongan untuk pelaku usaha yang terdampak pandemi Covid-19 ini belum jelas diketahui apakah sudah dicairkan atau tidak. Akan tetapi, sejumlah pelaku UMKM mengaku belum menerimanya.
Suleman Nababan, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Batam, mengatakan, “Tidak tahu,” ketika ditanya oleh HMStimes.com, 2 September 2020. Menurut dia, instansinya hanya mengusulkan kepada pemerintah pusat. “Yang kemarin kami kirim itu adalah data pelaku usaha mikro yang mengalami dampak covid,” katanya.
Tentang jumlah usaha mikro yang telah dikirimkan, ia berkata, “Yang ada memberikan data itu, yang kita lakukan pendataan itu, delapan ribu lebih.”
Beberapa pelaku UMKM di Batam mengaku kepada HMS bahwa mereka tidak ikut mendapatkan bantuan itu, padahal mereka sudah terdaftar di koperasi. Contohnya Fartiana, warga Flamboyan, Sagulung, Batam. Usaha yang digelutinya selama 15 tahun harus tutup karena kehabisan modal, dan dia mengaku tidak memperoleh dana bantuan Rp2,4 juta tersebut.
“Tidak tahu dengan pemerintah sekarang. Saya tidak dapat, padahal saya terdaftar,” kata Fartiana. “Saya paling terdampak, 99 persen saya kena dampak covid ini, karena saya jualan oleh-oleh.”
Keluhan yang sama juga diungkapkan oleh Mastiar, warga Kavling Melati, Dapur 12, Sagulung, yang punya usaha keripik berbahan ikan. Dia mengaku sempat didata sebagai penerima bantuan dari pemerintah. Namun, kemudian dia mendapat informasi dari perangkat RT bahwa yang mendapat bantuan hanyalah pelaku usaha yang kecil-kecil.
Menurut Mastiar, yang menjadi anggota koperasi binaan Dinas Perikanan sejak lima tahun lalu, penjualannya mencapai Rp4 juta per bulan sebelum masa Covid-19. “Biasanya sekali dua hari kami harus membuat. Sekarang tidak lagi,” katanya.