Puluhan ekor ternak milik Saut Simanjuntak mati akibat diisap darahnya oleh pemangsa misterius yang diduga sejenis binturong, kucing beruang. Kejadian pada pertengahan Juni 2020 lalu di Dusun Pargompulon Pintu Pohan Tonga itu telah menggegerkan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatra Utara.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengungkap keberadaan pemangsa misterius tersebut. Masyarakat dan pemerintah daerah bersinergi melakukan penyisiran di lokasi kejadian dan sekitar pemukiman masyarakat. Selang beberapa waktu dusun itu sempat dianggap aman.
Namun, minggu lalu kejadian yang sama terjadi kembali di Lingkungan Nainggolan di Kelurahan Pasar Siborongborong, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, yang jaraknya hanya sekitar 1 km dari Dusun Pargompulon. Kali ini ternak yang menjadi korban antara lain entok dan kucing peliharaan warga setempat.
Masyarakat di sana pun melakukan pemburuan pasif pada hari Minggu, 26 Juli 2020, sekitar pukul 21.30 hingga pukul 05.20, dan HMStimes.com diizinkan meliputnya. Pemburuan yang dilakukan warga ini sifatnya menunggu dan mengintai.
Para pemburu berfokus mendengarkan suara-suara mencurigakan di sekitar lokasi penjagaan. Beberapa ekor ternak entok dibiarkan di kandangnya sebagai umpan dalam dua alat perangkap yang terbuat dari besi.
Pemburu yang berganti-gantian menjaga area tersebut merasa keheranan karena beberapa batang besi dari salah satu perangkap ada yang bercopotan. Mereka meyakini itu bukanlah ulah manusia atau sesama pemburu. Tidak ada di antara mereka yang mendengar suara aneh pada malam harinya, tetapi tiba-tiba besok harinya mereka menemukan jeruji dari besi yang cukup kuat itu telah copot. Pagi itu mereka memeriksa jumlah ternak dan jejak di tanah, tetapi tidak ada yang mencurigakan.
Mangatur Hutasoit, yang memimpin pemburuan, menyebutkan, “Kita akan tetap mengintai dan menunggu kedatangan si pemangsa misterius itu, karena sudah cukup meresahkan masyarakat.”
Dia mengatakan Bupati Tapanuli Utara (Taput) datang bersama dengan aparatnya meninjau lokasi kejadian kedua ini. Pemkab Taput akan menunggu hasil pemburuan pasif hingga Agustus 2020. Jika tidak ada hasilnya, aparat beserta masyarakat akan bersama-sama melakukan pemburuan massal dalam bulan Agustus ini juga.
Demikian juga disampaikan Camat Siborongborong, Josua Napitupulu, kepada HMStimes.com. “Menyikapi laporan warga Lingkungan Nainggolan, minggu lalu Pemerintah Desa Pohan Tonga, Lurah Siborongborong, Polsek Siborongborong, Koramil Siborongborong, Dinas PU, dan Dinas Perkim melakukan gotong royong membersihkan lokasi kejadian hingga tepian sungai yang menghubungkan Dusun Pargompulon dan Dusun Nainggolan dari semak belukar. Diharapkan jika tempat itu bersih maka hewan liar tidak turun ke lingkungan masyarakat,” katanya.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara melalui Camat Siborongborong telah mengedarkan surat imbauan agar setiap kandang ternak peliharaan masyarakat dipasangi lampu penerang demi menjaga keamanan ternaknya. Camat Siborongborong menegaskan bahwa pemerintah daerah sangat serius mengungkap misteri ini sampai tuntas.