Komunitas pencinta lingkungan hidup Akar Bhumi Indonesia beserta warga sekitar kaveling Pancur, yang mengonservasi 50 hektare hutan mangrove Pancur di Kelurahan Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, Kepulauan Riau, membersihkan muara di wilayah tersebut dari sampah dengan memakai jaring. Selain itu, fungsi jaringnya juga untuk menahan sampah tidak masuk ke laut yang akan memengaruhi pertumbuhan mangrove yang mereka tanam bersama warga sekitar.
Anggota Akar Bhumi Indonesia, Sony, mengatakan niat mereka untuk membebaskan muara tersebut dari tumpukan sampah sudah lama, tetapi dukungan dari pemerintah sangat minim. Saat ini mereka hanya mengandalkan tenaga mereka secara manual untuk memungut sampah yang terperangkap di jaring yang mereka pasang dan memasukkannya ke bak ponton bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Masalah sampah ini sudah dua tahun kita singgung ke pemerintah. BP Batam sudah punya konveyor untuk pengangkatan sampah yang ditempatkan di depan Duta Mas, harganya Rp12 miliar. Mungkin pemakaiannya pun tidak maksimal, karena warga di Duta Mas kepedulian lingkungannya sudah tinggi, jadi sampah di sana sangat sedikit,” kata Sony kepada HMS.
Sony berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam dan aparat Kecamatan Sei Beduk bisa membantu mereka membersihkan sampah-sampah di muara sungai di belakang kantor Kelurahan Tanjung Piayu. “Kalau tidak disediakan bak sampah, sama saja sampahnya akan berserak. Kemarin sekali angkat ada 40-an karung. Kita upahkan satu karung Rp2 ribu. Kita kerjakan sendiri, tidak mungkin kami yang angkut ke TPA Punggur,” katanya.
Sutimin, warga Pancur, mengapresiasi aksi peduli lingkungan yang dilakukan oleh Akar Bhumi Indonesia. “Pembuangan limbah rumah tangga se-Tanjung Piayu ini muaranya di sini. Kami melihat sudah mulai bersih. Mudah-mudahan berkesinambungan dan mendapat dukungan dari pemerintah,” ucapnya.
Camat Sei Beduk, Ghufron, juga merespons warga yang menginginkan armada untuk mengangkut sampah dari sungai tersebut. “Permasalahannya, kami mobilnya yang kecil, biasa angkut sampah di perumahan. Takutnya yang di perumahan akan terbengkalai jika itu dilayani. Nanti kita akan duduk bersama dengan teman-teman Akar Bhumi. Kita cari solusinya seperti apa,” katanya.