Angin puting beliung menerjang gedung taman kanak-kanak (TK) Aisyiyah Bustanul Athfal III, tiga rumah, dan empat kios di Sei Beduk, Batam, Kepri, 1 Oktober 2020. Akibatnya, atap seluruh bangunan itu rusak total.
Tori (40), salah satu guru di TK Aisyiyah Bustanul Athfal III, mengatakan kejadian itu diketahuinya dari warga yang tinggal tak jauh dari taman kanak-kanak tersebut. Angin puting beliung terjadi sekitar pukul 12.30, satu jam setelah semua guru pulang meninggalkan sekolah. “Memang seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Tetapi tugas-tugas yang diberikan pada murid dan orang tua kami bahas di sekolah,” katanya kepada HMStimes.com, Jumat, 2 Oktober 2020.
Akibat puting beliung, bangunan sekolah satu lantai berbentuk leter L itu sepenuhnya porak-poranda. Atapnya terbang entah ke mana, dan mengakibatkan air hujan masuk dan menggenangi seluruh lantainya. “Di sini ada empat ruang kelas, satu kantor, dan satu ruang guru. Karena atapnya terbang, air jadi masuk dan plafonnya jebol,” ujar Tori.
Menurutnya, kerugian taman kanak-kanak itu ditaksir mencapai Rp300 juta. Itu belum termasuk kerusakan alat-alat elektronik seperti kipas angin dan komputer, alat peraga, serta mainan. Berkas-berkas penting lainnya juga belum diketahui tingkat kerusakannya. Beberapa buku yang basah pun harus dijemur dengan harapan bisa digunakan kembali.
“Bantuan yang paling dibutuhkan saat ini adalah material, seperti atap dan kelengkapan yang menyertainya. Untuk sementara ini barang-barang dititipkan di rumah-rumah warga, karena bangunan sekolah tidak memungkinkan dipakai,” kata Tori.
Camat Sei Beduk, Ghufron, mengaku sudah melakukan pendataan terhadap warga yang terdampak musibah tersebut untuk memperkirakan jumlah bantuan yang dibutuhkan oleh setiap korban. “Karena setiap korban mengalami kerugian yang berbeda-beda, makanya perlu didata terlebih dahulu. Mudah-mudahan bantuan cepat turun,” katanya kepada HMS di kantor Camat Sei Beduk.