Di Kota Batam, Kepulauan Riau, terdapat beberapa kampung yang namanya unik, antara lain, Dapur 3 dan Dapur 6 di Kecamatan Galang, serta Dapur 12 di Kecamatan Sagulung.
Dapur 12 merupakan kampung tua di tepi pantai dengan jumlah penduduk sekitar 300 kepala keluarga, mayoritas suku Melayu dan Buton, dengan empat rukun tetangga (RT) dan satu rukun warga (RW). Mayoritas masyarakat Dapur 12 bekerja sebagai nelayan, dan ada juga kuli panggul.
Di Dapur 12 terdapat dapur pembakaran arang, yang sudah lama tidak beroperasi, yang menjadi ikon kampung tua itu. Dulunya dapur arang tersebut berjumlah dua belas, tetapi sekarang hanya tinggal dua. Bentuknya seperti rumah dalam Teletubbies, siaran untuk anak-anak dalam TV Inggris, terbuat dari tanah liat dan batu bata. Tingginya kurang lebih 7 meter.
Dari “dapur arang” itulah munculnya nama kampung Dapur 12. “Nama aslinya itu dulu Kampong Telok Atok Itam. Karena Atok Itam ini paling besar dan paling tua, orang di sini sepakat namanya dipakai untuk menamai kampung. Dulu di sini hanya ada 7 rumah, 6 rumah bersuku Melayu dan 1 orang Cina. Di sini dulu masih hutan semua,” kata Jaar, cucu almarhum Atok Itam, kepada HMS pada 21 Oktober 2020.
Dia bercerita bahwa orang Tionghoa tersebut meminta izin kepada Atok Itam untuk membuat dapur pembakaran arang, dan disetujui. “Di sini dulu masih banyak bakau. Karena orang Cina itu dikasih izin, lalu ditebangnya semua bakau itu. Dia membuat dapur arang sebanyak dua belas buah,” katanya.
“Dulu jual arangnya itu ke Singapura. Banyak orang kita Buton bekerja di sini. Setelah mendapat upah S$50 sampai S$100, mereka pulang ke kampungnya. Namun, lama-kelamaan mereka mulai ada yang menetap di sini, menikah, dan punya keluarga di sini,” katanya.
Dia mengatakan dapur arang yang berjumlah dua belas tersebut sebenarnya sudah tenggelam dan hancur. Kemudian ada enam dapur yang dibangun kembali, tetapi saat ini yang tersisa hanya dua dapur, dan itulah yang menjadi ikon kampung Dapur 12.