Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, menyayangkan penyerangan yang terjadi terhadap tim Satgas Covid-19 saat mendatangi kompleks Brayan Trade Centre di Jalan Serbaguna Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang, 21 Oktober 2020 tengah malam. Dia meminta polisi segera menangani kasus penyerangan itu.
Penyerangan terjadi ketika tim Satgas kembali memeriksa lokasi Brayan Trade Centre karena buka kembali setelah diperintahkan untuk ditutup sejak 9 Oktober 2020 lalu. Saat memasuki lokasi, tim diserang dengan batu sehingga tiga petugas Satpol PP terluka. “Mobil dirusak, terus ada Satpol PP yang kena batu kepalanya,” kata Edy Rahmayadi kepada wartawan, 22 Oktober 2020, setelah meninjau kompleks Brayan Trade Centre.
Menurut Edy, pengelola Brayan Trade Centre tidak mengindahkan protokol kesehatan, bahkan di sana diduga terjadi aktivitas ilegal seperti judi, karena didapatkan kertas-kertas bernomor serta koin dan alat-alatnya. “Dalam kondisi sulit seperti ini, tengah malam masih melakukan seperti itu. Sumut tidak memberlakukan PSBB, bukan berarti terus seenaknya. Kita harus tetap disiplin. Dasarnya Inpres, Pergub, dan Perbup atau Perwal,” kata Gubernur.
Tim Satgas menemukan puluhan orang berada di lokasi dengan 8 unit meja judi yang aktif, dan menemukan uang tunai Rp16,8 juta dari seseorang yang bersembunyi di bawah meja kasir dengan pura-pura tidur dan mengaku tidak tahu-menahu mengenai uang itu.
Saat diminta untuk membuka rekaman CCTV, pekerja menolak dengan alasan komputer sedang rusak. Lalu petugas melakukan pendataan identitas pengunjung. Saat itulah tiba-tiba beberapa orang dari luar datang menyerang tim Satgas dan meminta kembali kartu identitas yang diambil.
Setelah berdialog, tim Satgas menyerahkan uang tunai Rp16,8 juta dan CPU yang disebut-sebut sebagai bukti adanya aktivitas judi. Dengan pengamanan TNI, sekitar pukul 02.15 tim Satgas meninggalkan lokasi.