Bangun Simatupang, sopir angkutan umum, babak belur dianiaya beberapa oknum aparat di depan SP Plaza, Sagulung, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada malam hari 21 Oktober 2020.
Salah satu saksi mata, Andi Simanjuntak, mengatakan peristiwa pengeroyokan tersebut sempat menjadi tontonan masyarakat yang berada di lokasi kejadian. “Bahkan sempat juga didokumentasikan masyarakat dengan menggunakan handphone-nya,” kata Andi kepada HMStimes.com saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Batu Aji, Kota Batam, 22 Oktober 2020.
Menurut Andi, awal mulanya peristiwa pengeroyokan tersebut dikarenakan hampir terjadi penyenggolan antara mobil angkutan umum yang dikemudikan oleh Bangun Simatupang dengan sepeda motor oknum berinisial M. “Selama perjalanan, Bangun Simatupang dengan M cekcok mulut. Setiba di SP Plaza, Bangun Simatupang menghentikan mobil untuk menurunkan penumpang, dan M langsung menghampiri Bangun Simatupang dan menasihatinya dengan baik-baik,” kata Andi, yang turut menumpang mobil angkot tersebut.
Akan tetapi, menurut Andi, Bangun Simatupang tidak terima ditegur M, dan Bangun sempat berkata kasar sehingga M marah besar. “Bangun Simatupang memaki M, dan M menelepon sejumlah rekannya. Kemudian ada sekitar puluhan orang rekan M datang ke lokasi dan secara tiba-tiba menghunjamkan pukulan, tendangan, serta mengayunkan helm ke arah Bangun Simatupang,” ujar Andi.
Bangun Simatupang tidak dapat melawan mereka. Semakin lama semakin ramai oknum yang datang memukul Bangun, dan tidak ada satu pun masyarakat yang berani melerai pengeroyokan tersebut. Kemudian beberapa teman Bangun datang ke lokasi untuk membantu dirinya. Kondisi jalan raya di seputar SP Plaza Sagulung menjadi semakin macet diakibatkan peristiwa itu. “Pemukulan terhadap Bangun terjadi pada malam hari sekitar pukul 20.00. Sekitar 5 hingga 10 menit Bangun dipukul,” kata Andi.
Setelah itu Bangun Simatupang juga diseret oleh kelompok aparat tersebut ke belakang SP Plaza, tepatnya kawasan PT Simano. “Saat Bangun Simatupang diseret ke belakang SP Plaza itu, saya tidak lagi ikut menyaksikan. Jadi, saya tidak mengetahui peristiwa yang terjadi di sana,” ucap Andi.
Andi menyebutkan bahwa dirinya tidak mengetahui siapa yang mengantarkan Bangun Simatupang ke RSUD Embung Fatimah. “Sampai di RSUD Embung Fatimah terlihat Bangun Simatupang dalam kondisi sekarat,” ujarnya.
Andi menerangkan bahwa terlihat luka pada bagian wajah dan kepala Bangun Simatupang. Sepanjang hari korban dibantu dengan infus dan alat bantu pernapasan. Setelah mendapatkan perawatan medis di RSUD Embung Fatimah, akhirnya dia sudah siuman. “Kondisi korban sudah lebih baik daripada kondisi pertama usai dikeroyok. Semoga dia cepat sembuh,” kata Andi.
Dari hasil pantauan HMStimes.com di RSUD Embung Fatimah terlihat luka bekas pukulan pada bagian kepala serta pipi kiri dan kanan korban. Seprai tempat tidurnya berlumuran darah yang keluar dari kepala Bangun Simatupang. Dia merintih kesakitan. Badannya diikat menggunakan kain seprai. Tangan kiri dan tangan kanannya diikatkan ke tempat tidur dengan menggunakan kain kasa supaya tidak bergerak.
Berkali-kali Bangun Simatupang mencoba bangkit dari tempat tidurnya sehingga keluarganya mengadu ke pihak rumah sakit. Salah satu petugas RSUD Embung Fatimah mengatakan itu hal biasa. “Artinya dia sudah semakin membaik, dan efek dari obat yang dikonsumsinya. Keluarga harus tetap siaga untuk menjaga,” kata si petugas rumah sakit.
Jurado Siburian, pembina organisasi muda mudi marga Simatupang se-Kota Batam, mengatakan telah ada komunikasi antara pihak keluarga korban dan pihak pelaku. “Pihak pelaku bertanggung jawab atas biaya perawatan rumah sakit saat perobatan Bangun Simatupang. Bahkan, teman-teman pelaku juga turut berpartisipasi untuk menjaga Bangun Simatupang di RSUD Embung Fatimah,” kata Jurado kepada HMS melalui sambungan telepon, 24 Oktober 2020.
Jurado mengatakan Bangun Simatupang tidak lagi dirawat di RSUD Embung Fatimah, dan sudah dipindahkan ke Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam di daerah Sekupang. “Kondisi Bangun Simatupang sekarang sudah sadarkan diri. Jadi, menunggu proses pemulihan saja. Semoga secepatnya dia sembuh,” ujarnya.
Jurado juga mengimbau semua pihak supaya tidak membesar-besarkan permasalahan ini. “Tolong juga jangan dipolitisir masalah ini. Kalau ada saudara yang ingin membantu dan menjenguk Bangun Simatupang, dapat langsung ke RSBP Batam saja,” katanya. (Joni Pandiangan, calon reporter HMS)