Jumat, 27 Mei 2022
No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Nasional
  • Eksklusif
  • Feature
  • Kriminal
  • Politik
  • Sejarah
  • Olahraga
  • Entertainment
kota Medan
Fauzan Ismail dari Institut Kolektif Sumatra Utara. (Foto: Franjul Sianturi)

Tiga Wali Kota Medan Masuk Penjara, Pilkada Diprediksi Rendah Partisipasi

18 September 2020

Medan, 301 kata

Franjul Sianturi Franjul Sianturi
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsApp

Partisipasi pemilih diprediksi akan rendah dalam pilkada Kota Medan, Sumatra Utara, tahun 2020 ini, karena tiga pemimpin Kota Medan sebelumnya terjerat hukum korupsi dan masuk penjara.

Hal itu disampaikan oleh Fauzan Ismail dari Institut Kolektif Sumatra Utara kepada HMStimes.com pada Jumat, 18 September 2020, di Medan. Dia mengatakan tindak pidana korupsi yang dilakukan ketiga mantan Wali Kota Medan, yaitu Abdillah, Rahudman Harahap, dan Dzulmi Eldin, akhirnya membuat masyarakat pesimistis dan apatis terhadap pemilihan kepala daerah yang akan digelar 9 Desember 2020 mendatang.

Oleh karena itu, Fauzan mengatakan kedua kandidat Wali Kota Medan yang bertarung saat ini harus mampu membuat program yang baik supaya masyarakat datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk memberikan hak pilihnya.

“Kedua calon, Bobby dan Akhyar, sangat identik dengan pemerintah. Bobby adalah menantu Presiden Jokowi dan kemungkinan bisa  mendapat dukungan dari banyak pihak, sementara Akhyar datang dari petahana dan pelaksana tugas Wali Kota Medan,” kata Fauzan Ismail.

Berita Lain

Badan Pelaksana Otorita Danau Toba Dinilai Menimbulkan Konflik

Kampung Madras, Bukti Kehadiran Orang India di Kota Medan

Bantuan untuk UMKM Digulirkan, Pengusaha Dadakan Bermunculan

Setelah Dianiaya, Tubuh Jefri Wijaya Dicucuri Asam

Kedua kandidat wali kota itu harus bisa menjelaskan kepada masyarakat Kota Medan bahwasanya mereka berbeda dengan pendahulunya, dan mereka tidak akan terlibat korupsi, kolusi, dan nepotisme jika terpilih sebagai pemimpin Kota Medan.

Berdasarkan riset yang sudah dilakukan lembaganya, Fauzan memprediksi dinamika politik di Kota Medan bisa terjadi seperti pada pemilihan gubernur tahun 2018 dan pemilihan presiden tahun 2019, yaitu munculnya dua kubu yang terbelah seperti sebutan “cebong” dan “kampret.”

Bukan itu saja, Fauzan juga memprediksi perang media sosial bisa terjadi di antara tim pemenangan kedua kandidat wali kota. Dia khawatir akan munculnya berita-berita hoaks dengan tampilan beragam yang makin membuat masyarakat terpecah dan saling berdebat.

“Kalangan milenial menjadi kelompok yang sangat dekat dengan media sosial. Akses informasi sangat mudah didapat dan bisa mengubah respons seseorang untuk memilih atau tidak sehingga kondisi jelas sangat berbahaya bagi milenial,” ujarnya.

Fauzan pun berharap agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan tetap menjaga integritas dan jangan berpihak. (Franjul Sianturi, calon reporter HMS)

Berita Lain

sungai Deli Medan

Siapa pun Wali Kota Medan, Sungai Deli Tetap Banjir

2 Oktober 2020
calon wali kota medan

1.500 Polisi Siap Mengamankan Pilkada Medan

2 Oktober 2020

IKLAN

Kalau Anda wartawan, tulislah sesuatu yang bernilai untuk dibaca. Kalau Anda bukan wartawan, kerjakanlah sesuatu yang bernilai untuk ditulis.

  • Tentang HMS
  • Redaksi
  • Perusahaan
  • Alamat
  • Pedoman

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS

No Result
View All Result
  • Batam
  • Kepri
  • Sumatra Utara
  • Feature
  • Eksklusif
  • Lowongan Wartawan
  • Kode Perilaku HMS

© 2020 HMStimes.com - Dilarang mengutip dan menyadur teks serta memakai foto dari laman HMS