Pasir putih panjang terbentang menghiasi Pantai Teluk Selahang di Desa Tanjung, Kecamatan Bunguran Timur Laut, dan Pantai Batu Kasah di Desa Cemaga Tengah, Kecamatan Bunguran Selatan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Debur ombak dan kicau burung camar seakan tidak mau kalah menyaksikan gelora beberapa orang pengunjung di warung kuliner di dua tempat itu. Dengan segala jenis jajanan dan makanan khas masing-masing pedagang, aktivitas di Pantai Teluk Selahang dan Pantai Batu Kasah tampak ramai hanya di penghujung minggu. Pantai Teluk Selahang dan Pantai Batu Kasah pun menjadi destinasi liburan warga setempat.
Untuk sementara ini, meski pengunjung di dua tempat itu masih didominasi warga setempat, geliat ekonomi terlihat mulai tumbuh di sana. Hal itu terlihat dari masyarakat sekitar yang berjualan dan mengelola gazebo-gazebo yang berbaris dengan berbagai model.
Abdillah, pengelola Pantai Batu Kasah, mengatakan bahwa keramaian pengunjung masih didominasi pada akhir pekan saja. Dirinya membuka sebuah kedai yang menjajakan kopi, gorengan, bakso, dan kuliner khas Natuna seperti kernas, tabel mando, dan lain sebagainya. “Pengunjung pun masih sebatas warga lokal saja,” katanya.
Seiring berjalannya waktu, belum terlihat kunjungan pesat wisatawan mancanegara (wisman) dan lokal pada dua pantai ini. Jikalau ada, jumlahnya masih sedikit. Kunjungan wisman terakhir kali ke dua pantai ini terjadi pada event Sail Natuna yang didukung oleh Dinas Pariwisata Kepri dan Kementerian Pariwisata RI, Juni 2019 silam.
Selain Pantai Teluk Selahang dan Pantai Batu Kasah, pantai-pantai lainnya di Natuna pun bernasib sama. Sebagai daerah yang menyandang slogan Wonderful Natuna serta berstatus sebagai Geopark, banyak lokasi dan spot menarik belum juga menjadi surga wisata yang dikenal khalayak.
Meski begitu, Ketua Komisi III DPRD Natuna, Rusdi, mengaku optimistis Natuna menjadi salah satu daerah tujuan wisata di Kepri. Ia juga mengatakan merencanakan pembuatan nama Pantai Piwang untuk Pantai Teluk Selahang. “Hal itu bertujuan sebagai ajang promosi pantai itu sendiri serta agar cepat dikenal publik,” katanya kepada HMStimes.com, 21 Juli 2020.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Natuna, Hardianansyah, menuturkan belum adanya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara karena terbentur dengan akses transportasi dan mahalnya tiket pesawat menuju Natuna.
Dia mengatakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Natuna telah menggelar pelatihan dalam bidang pemandu pariwisata bagi masyarakat Natuna belum lama ini. Masyarakat yang telah mendapatkan pelatihan akan menjadi corong pemerintah untuk berinteraksi dan memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan lokal dan mancanegara sehingga akan memberikan pengalaman yang memuaskan bagi mereka yang datang ke Natuna. “Harapannya tentu permasalahan akses tadi terbayarkan dengan pengalaman tidak terlupakan selama mengunjungi Natuna,” kata dia.