Wakil Wali Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Amsakar Achmad, mengajak warga Batam untuk menyukseskan sensus penduduk 2020. Ia juga mengimbau agar masyarakat membuka pintu untuk para petugas pencacah yang akan memulai sensus secara manual pada 1 hingga 30 September mendatang.
Amsakar mengatakan, sensus manual nantinya juga akan dibantu camat dan lurah yang akan mengomunikasikannya melalui perangkat RT dan RW. “Sehingga masyarakat bersedia menyisihkan sedikit waktunya, mungkin sekitar 5-15 menit, untuk menjawab pertanyaan rekan pencacah. Jadi imbauan saya ke masyarakat, dukung sensus penduduk ini,” kata dia kepada HMSTimes.com, 14 Juli 2020.
Amsakar mengatakan data hasil sensus penduduk ini akan berguna sebagai dasar penyusunan kebijakan pemerintah. Misal dari sensus ini diperoleh data jumlah anak usia sekolah sehingga bisa disusun rencana pembangunan sarana pendidikan.
“Jadi kalau datanya tidak akurat, maka perencanaan dan hasil pembangunan juga dipastikan salah. Karena ini kegiatan 10 tahun sekali, kami harap bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sehingga dari jangkauan ini akan lahir data yang sesuai dengan porsi sebenarnya. Kelak data itu akan berguna bagi Pemerintah Kota Batam dalam mendesain perencanaan pembangunan di daerah,” ujarnya.
Kepala BPS Batam, Rahmad Iswanto, mengatakan dari data yang dihimpun, terdapat 74.121 kepala keluarga (KK) yang melakukan sensus penduduk secara daring hingga batas waktu yang telah ditetapkan. “Sekitar 17,8 persen penduduk Batam sudah melakukan sensus mandiri melalui aplikasi yang disiapkan BPS. Angka ini melebihi target yang kami tetapkan di awal, yakni sebesar 15 persen,” kata dia.
Lanjutnya, secara persentase jumlah itu telah mencapai 17,8 persen total KK di Batam sebesar 415.280 KK. Sedangkan jika dilihat dari jumlah jiwa, kata Rahmad, warga Batam yang sudah mengisi dengan benar dan terverifikasi sebanyak 286.090 penduduk, atau sekitar 20,8 persen dari data jumlah penduduk sebanyak 1.376.009 jiwa. “Meski begitu, kami masih punya tugas mendata sekitar 1,1 juta jiwa warga Batam secara manual,” katanya.
Ia mengatakan sensus penduduk ini berbeda dengan sensus-sensus sebelumnya. Ke depan, menurut Rahmad, hasil dari sensus penduduk ini akan menuju ke arah satu data untuk pembangunan yang lebih baik. Sebab, penentuan penduduk yang dilakukan pihaknya adalah data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).
“Nantinya akan ada dua hal data yang didapat dari sensus penduduk ini. Yaitu, jumlah penduduk de facto berdasar domisili dan jumlah penduduk de jure berdasar administrasi. Administrasinya ini nanti akan disinkronkan konsep definisinya dengan konsep Disdukcapil sehingga ke depan tidak ada lagi data BPS berbeda dengan data Disdukcapil,” katanya.
Rahmad menjabarkan, dalam sensus daring yang sudah selesai dilakukan, pihaknya mendata beberapa hal seperti nomor induk kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK), data keluarga satu per satu berurutan, alamat rumah secara lengkap, kondisi rumah, dan aktivitas sehari-hari.