Sesosok mayat wanita ditemukan tergeletak dalam kamar kos di kompleks Ruko Marina Bussiness Blok A9, Kelurahan Batu Selicin, Kecamatan Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau, Rabu, 8 Juli 2020, sekitar pukul 11.00 siang. Mayat ini ditemukan setelah penghuni kos mencium bau busuk yang semula dikira berasal dari sampah.
Mayat wanita yang diketahui bernama Wapah Damayanti, alias Alexa, alias Mei, ini pertama kali ditemukan oleh Bambang, pengelola kos; dan Wiliam, tetangga sebelah kamar korban. Saat itu Bambang mendatangi kos-kosan dan mencium bau busuk yang sangat menyengat dari lantai 2 kos-kosan. “Awalnya kami pikir bau sampah. Tapi setelah sampah dibuang, kok masih bau. Terus Bambang suruh ketok kamar dia [korban] karena sekalian mau nagih uang kos. Tapi waktu kamar dibuka, rupanya dia sudah tegang di dalam,” kata Taras, salah seorang penghuni kos, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian.
Taras tidak mengetahui penyebab kematian korban. Saat ditemukan, mayat dalam kondisi hanya menggunakan baju kaos berwarna putih dan celana dalam berwarna biru. Mayat sudah bengkak dan membiru. “Kayaknya sudah beberapa hari meninggalnya. Dan kayaknya tadi, kalungnya sudah enggak ada. Padahal biasanya dia pakai kalung,” kata Taras lagi.
Menurut Taras, ia dan beberapa penghuni kos lainnya tidak menaruh curiga sedikit pun. Pasalnya tidak ada tanda-tanda mencurigakan yang terlihat pada diri Wapah Damayanti maupun situasi di kos-kosan sebelum korban ditemukan tak bernyawa di kamarnya. “Dia sehat dan masih masak kayak biasa. Cuma memang sudah tiga hari dia tidak kelihatan. Jemurannya juga tidak diangkat-angkat. Kami pikir mungkin dia kerja, atau dia kecapaian dan tidur,” ujar Taras.
Sementara itu Jilpa, penghuni kos lainnya, mengatakan beberapa hari sebelum korban ditemukan tewas, ia melihat sepasang sepatu laki-laki berwarna hitam dan sendal di depan pintu kamar korban. Namun, Jilpa tak menaruh curiga sedikit pun, karena korban sering kedatangan tamu. “Waktu itu saya mau ke kamar saya di lantai 4. Sampai di lantai 2, saya lihat ada sendal dan sepatu di depan kamarnya. Saya pikir mungkin saja temannya, dan pintu kamar tertutup. Saya mau samperin, enggak enak, takutnya mengganggu,” ujar Jilpa.
Tak hanya itu, Wapah Damayanti juga kerap didatangi oleh penagih utang, seorang laki-laki berbadan tegap. Penagih utang itu pernah berpesan kepada tetangga kamar korban guna mengingatkan korban agar segera melunasi utangnya. “Pernah juga sampai ditulis di kertas [peringatan] dan ditempel di pintu kamarnya. Mungkin karena rentenir ini enggak pernah ketemu dia [korban],” kata Jilpa.
Saat disinggung terkait sosok korban, Jilpa mengatakan Wapah Damayanti merupakan orang yang ramah. Menurutnya, korban sudah sekitar tiga tahun berada di Batam. Sebelumnya korban bekerja di diskotek Pacifik, tetapi sudah lama menganggur.
Jilpa juga menjelaskan bahwasanya korban berasal dari Tasikmalaya dan tidak memiliki sanak keluarga di Batam. Ia juga tengah mencoba mencari tahu keluarga korban untuk menginformasikan perihal kematian korban. “Kami lagi cari-cari info juga soal keluarganya. Lagi kami cari-cari di Facebook. Kasihan kalau keluarganya tidak tahu,” ucap Jilpa.
Kamar Wapah Damayanti terletak di bagian ujung lantai 2 kos-kosan. Pintu kamar kos itu telah dipasangi garis polisi. Sejumlah pakaian miliknya tampak masih terjemur di dekat kaca, tidak jauh dari pintu kamar.
Kapolsek Lubuk Baja, Kompol Arya Tesa Brahmana, yang dikonfirmasi lewat telepon dan pesan instan mengenai penemuan mayat tersebut, belum memberikan komentar hingga berita ini ditulis.
Sementara itu Humas Polresta Barelang, AKP Betty Novia, mengaku belum mendapat informasi tentang kematian Wapah Damayanti. “Laporan itu belum sampai ke saya. Jadi, saya belum bisa komentar apa-apa. Nanti kalau sudah dilaporkan ke saya, saya infokan, ya,” katanya.