Pembangunan saluran udara tegangan ekstra tinggi (sutet) di Batam Centre, Kota Batam, dinilai akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan warga di sana.
Menurut Ketua Aliansi Masyarakat Terdampak Sutet (AMDAS), Khotib, keberadaan sutet di wilayah perumahan warga akan berdampak negatif terhadap harga jual rumah warga.
“Harga perumahan warga pasti akan menurun sangat drastis. Mulanya rumah dibeli sekitaran Rp500 juta. Kalau ada sutet di perumahan masyarakat maka harga jual rumah Rp150 juta saja, tidak laku lagi,” kata Khotib kepada HMS saat ditemui di kediamannya di perumahan Bida Asri 2, Kelurahan Belian, Batam Centre, pada 2 Desember 2020.
Khotib juga mengatakan berdirinya sutet tersebut membuat warga di sana khawatir akan keselamatannya.
“Dekat permukiman masyarakat tidak wajar dibangun sutet. Konsep awalnya pembangunan sutet bukan di permukiman, melainkan di sebelah kanan jalan, tepatnya di wilayah hutan lindung arah Bandara Hang Nadim. Namun, tiba-tiba dipindah ke wilayah permukiman masyarakat,” ujar Khotib.
Dengan dalil demi keselamatan masyarakat dan nilai jual rumah, warga di perumahan itu pun telah mengajukan gugatan hukum ke Pengadilan Negeri Batam.