Ratusan orang tua dari Kecamatan Batam Kota, Batam, Kepulauan Riau, mendatangi kantor Wali Kota Batam, Selasa, 7 Juli 2020, terkait dengan masalah penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2020. Pasalnya, tak satu pun anak mereka diterima di SMA negeri yang berdekatan dengan rumah masing-masing.
Yendri, salah satu orang tua siswa dari Taman Raya, Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota, mengatakan sengaja menutup usaha jahitnya guna mendatangi kantor Wali Kota Batam bersama dengan istrinya, Maharani.
“Sudah dua hari saya tutup. Kemarin ke SMA 3 mau bertanya kepastian, tapi tak ada jawaban. Tadi pagi juga kami balik lagi ke sana. Setelah berkumpul, kami sepakat untuk ke kantor Wali Kota untuk mengadukan nasib,” kata bapak berusia 48 tahun ini kepada HMSTimes.com.
Yendri menjelaskan, pada 29 Juni lalu ia beserta istri mendaftarkan anaknya ke sekolah terdekat melalui sistem daring jalur zonasi ke beberapa sekolah. Namun, ketika hasilnya diumumkan, tidak satu sekolah pun mencantumkan nama anaknya pada daftar siswa yang diterima.
“Sampai begadang dua hari kami mendaftar online. Tapi dari kelima sekolah, mulai dari SMA 3, SMA 15, SMA 20, SMA 21, dan SMA 26, nama anak saya enggak muncul. Padahal, rumah kami dekat dengan sekolah-sekolah itu,” ucapnya.
Tak hanya itu, kata Yendri, warga lain yang rumahnya berdekatan dengan sekolah-sekolah tersebut juga mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Ia mencontohkan salah satu rekannya yang tinggal bersebelahan dengan gedung SMA 3. “Seperti bapak yang berdiri itulah, dia tinggal di Buana Vista. Kalau bicara jarak, rumahnya sama SMA 3 hanya sepelemparan batu,” katanya.
Menurut Yendri, dalam kondisi seperti ini, tidak mungkin baginya untuk menyekolahkan anak ke sekolah swasta lantaran biaya yang tinggi. Terlebih, selama pandemi Covid-19 ini, pesanan untuk menjahit baju sama sekali tidak ia dapatkan. “Untuk [sekolah] negeri saja kami juga harus keluarkan biaya, mulai dari SPP dan uang baju. Kami enggak minta banyak, cuma ingin anak kami sekolah di [sekolah] negeri,” katanya.
Setelah beberapa jam Yendri dan ratusan warga lain berada di kantor Wali Kota Batam, sejumlah orang di antara mereka diminta bertemu dengan Wali Kota Batam, H.M. Rudi, untuk mendiskusikan permasalahan ini. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa Dinas Pendidikan Kota Batam akan mendata jumlah siswa yang tidak diterima di sekolah-sekolah negeri yang dekat dengan rumah mereka.
“Tadi Pak Wali langsung meminta Kepala Dinas Pendidikan agar mendata kembali. Kemudian [hasilnya] akan dilaporkan kepada Dinas Pendidikan Kepri di Tanjungpinang,” kata Fredy Tanod, salah seorang warga yang mengikuti pertemuan dengan Wali Kota. “Pak Wali juga bilang tadi, nanti dia akan mengadakan pertemuan dengan Gubernur untuk membahas permasalahan ini. Jadi, kita tunggu saja.”
Setelah mendengar informasi tersebut, sebagian warga merasa kecewa lantaran sudah sekian lama menunggu tetapi tidak mendapat kejelasan terkait dengan pendaftaran anak mereka. Meskipun demikian, warga berangsur membubarkan diri.