Kepala dan lengan dua Anggota DPRD Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Johan Nojeng dan Bakri Sewang dipukul dengan double stick oleh Ketua PDIP Kabupaten Takalar yang juga Ketua Badan Kehormatan DPRD Takalar, Andi Noor Zaelan (55).
Diduga kedua legislator beda fraksi itu dianiaya setelah memprotes kebijakan dan dianggap bikin ribut di ruang rapat DPRD pada Senin, 3 Mei 2021.
Usai insiden itu, sebagaimana laporan era.id, dikutip Selasa, 4 Mei 2021, Johan Nojeng (59) dari Fraksi PBB dan Bakri Sewang Fraksi PAN dilarikan ke rumah sakit RSUD Padjonga Daeng Ngalle, Takalar.
Kepalanya bocor dan terpaksa harus dijahit, lengannya pun memar. Sementara Bakri Sewang juga mengalami penderitaan serupa.
Menurut Johan, aksi penganiayaan berawal saat dirinya memprotes rencana pembahasan ulang panitia Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), yang sebelumnya sudah dibahas dan ditetapkan.
Dalam ruang DPRD, Johan meminta dilakukan polling, apakah legislator lain setuju kocok ulang panitia LKPJ. Saat protes itu, Johan tiba-tiba diserang Andi Noor Zaelan yang lebih dikenal dengan panggilan Andi Ellang pakai double stick yang sudah disiapkan. Tak cuma itu, penyerang juga dituding mengucapkan kata-kata tak pantas.
“Saya tidak bisa hitung berapa kali dihantamkan [double stick] ke saya. Yang jelas, kepala saya dapat tujuh jahitan, dan satu jahitan di lengan kiri,” kata Johan.
Sementara Bakri Sewang juga turut diserang. Kepala pun dihantam. Merasa tak terima, kedua wakil rakyat ini bersepakat melaporkan aksi premanisme Andi Ellang ke Polres Takalar.
“Kami sudah melaporkan saudara Andi Ellang ke Polres Takalar, ini sudah keterlaluan,” kata Bakri Sewang.
Johan menduga, Andi Ellang memang sudah merencanakan akan bertindak brutal. “Ini sepertinya memang ada unsur perencanaan untuk melakukan penganiayaan, karena pelaku dengan sengaja membawa masuk double stick ke ruang sidang yang disembunyikan di balik pinggangnya. Harus ditangkap ini orang,” kata Johan Nojeng.
Merespons hal itu, Kanit Pidum Polres Takalar, Ipda Chaidir Ershi Wsw, mengatakan, pihaknya sudah melihat ruang Bamus DPRD Takalar, ada darah berceceran, ruangan yang berantakan, beberapa perlengkapan sidang berhamburan di lantai.
“Mengenai motifnya, kami masih menyelidiki bagaimana perdebatan dalam sidang bisa berujung perkelahian,” kata Ipda Chaidir.
Aksi brutal Andi Ellang bukan yang pertama. Pada medio tahun lalu, ia juga sempat ribut dengan salah satu ASN Pemkab Takalar di pinggir Lapangan Makkatang Daeng Sibali.
Atas kejadian itu, Andi Ellang berulang kali memanggil ASN bersangkutan untuk disidang di DPRD. Namun, ASN Pemkab Takalar itu tidak menggubris panggilan BK DPRD sampai akhirnya kasus tersebut senyap.