Sejumlah remaja yang tengah asik bermain gim online di warung internet (warnet) Cipta Puri, Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, dikagetkan dengan kedatangan petugas Gugus Tugas Covid-19 Puskesmas Tiban Baru, Rabu, 28 Juli 2021. Para remaja yang sebelumnya fokus bermain seketika terhenti saat petugas TNI-POLRI masuk dan meminta mereka menjalani tes antigen terlebih dahulu sebelum diimbau untuk meninggalkan warnet.
Beberapa remaja terlihat tidak mengenakan masker, sementara warnet itu mendapat peringatan pertama karena membiarkan pengunjungnya bermain tanpa menerapkan protokol kesehatan. Pantauan di lokasi, beberapa remaja bahkan terlihat panik mencari kembali masker yang sebelumnya mereka lepaskan saat bermain gim online.
Adapun kedatangan petugas ke lokasi warnet ini, merupakan bagian pelaksanaan antigen massal hari ketiga yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Puskesmas Tiban Baru, dan berkonsentrasi di kawasan pasar, komplek pertokoan, dan Perumahan Cipta Puri.
Petugas yang didampingi oleh TNI-POLRI juga memberikan peringatan pertama kepada warnet yang mereka datangi. Peringatan itu diberikan karena kelalaian pengelola warnet yang membiarkan adanya kerumunan di saat PPKM Level 4 tengah berlangsung.
“Ini peringatan pertama karena kamu membiarkan mereka bermain tanpa menggunakan masker, dan tidak ada jarak sama sekali di sini. Sementara ini ruangan tertutup,” kata salah satu petugas ke penjaga warnet.
Antigen massal yang menyasar masyarakat di sekitar Pasar Basah Cipta Puri, Sekupang itu pun menemukan tiga orang positif Covid-19. Ketiganya merupakan pedagang di pasar tersebut, dan salah satu di antaranya merupakan pelanggan di warnet yang sebelumnya dibubarkan petugas Satgas Covid-19.
“Ketiganya langsung diminta untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di kediaman masing-masing,” kata Kepala Puskesmas Tiban Baru, Ana Hasina di lokasi.
Untuk tahapan selanjutnya, pihak puskesmas mengaku akan kembali melakukan antigen massal kepada para pedagang keesokan harinya. Hal itu, kata Ana, lantaran masih banyak masyarakat serta pedagang dalam antigen massal tersebut.
“Besok kami akan kembali lagi ke sini, karena dari pagi sampai siang baru 25 orang saja yang mau di-antigen. Padahal petugas sudah keliling dan membujuk,” katanya.