Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia (RI) masih mendalami pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh dua kapal berbendera Iran dan Panama di wilayah perairan Kepulauan Riau. Dalam menyidik perkara ini, pihaknya berkerja sama dengan sejumlah instansi terkait dan hanya mempunyai waktu selama tujuh hari.
Kepala Kantor Bakamla Zona Maritim Barat, Laksamana I Hadi Pranoto mengatakan, proses penyidikan sudah sampai dalam pemberkasan tahap pertama. Hasilnya didapati kalau kapal MT Horse dan MT Freya ini diduga melakukan sejumlah pelanggaran seperti: melanggar hak lintas transit, berlego jangkar di luar ALKI tanpa ijin otoritas terkait, melaksanakan ship to ship transfer BBM illegal, tidak mengibarkan bendera kebangsaan, AIS dimatikan serta MT Freya melaksanakan oil spiling.
“Apapun pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan dua kapal itu akan didalami kembali oleh penyidik. Tugas kami melakukan pemberkasan pelengkapan untuk melengkapi data.
Sampai saat ini, sudah didalami dan kami melihat sejauh mana yang sifatnya administratif dan pidana,” kata Laksamana I Hadi Pranoto kepada wartawan, 28 Januari 2021.
Hadi Pranoto mengatakan, otoritas Indonesia mempunyai sistem sendiri dalam mendalami pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh dua kapal berbendara asing ini. Gelar perkara saat ini sudah dilakukan bersama instansi terkait dan akan dilakukan kembali dalam waktu dekat. Hanya saja, perihal kepada instansi mana berkas penyidikan diberikan belum bisa dia sampaikan.
“Pada dasarnya MT Horse dan MT Freya dua kapal tersebut akan tetap kita ajukan berikan kepada penyidik, intinya itu,” kata dia.
Tidak ada tekanan dari pihak manapun, pihaknya berkoordinasi dan berkerjasama baik dengan Kementerian Dalam dan Luar Negeri. Kementrian Luar Negeri kata dia, telah berkoorrdinasi dengan pemerintah Iran yang meminta pemerintah Indonesia untuk memberikan keterangan terkait penyitaan kapal tanker berbendera Iran di perairan Kalimantan. Sampai saat ini tidak ada tekanan,” katanya.
Sebagai informasi, MT Horse memiliki muatan berupa bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 284 ribu metric ton, penumpang kapalnya terdiri dari 36 Warga Negara Asing (WNA) asal Iran. Sedangkan MT Freya yang berbendera Panama, memiliki 25 orang ABK, WNA asal China. Dua kapal berbendera asing ini diamankan oleh kapal Bakamla RI bernama KN Marore – 322, pada Minggu, 24 Januari 2021.