Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kota Batam, Kepulauan Riau telah menyelesaikan pelatihan vaksinator gelombang IV tahun ini, Sabtu, 23 Januari 2021. Pelantikan vaksinator gelombang V pun rencananya akan di mulai pada 25 sampai 27 Januari 2021, yang akan dibuka langsung oleh Gubernur Kepri, Isdianto.
“Sore tadi penutupan,” kata Asep Zainal, Kepala Bapelkes Batam.
Para petugas vaksin yang diberikan sertifikat itu nantinya akan dipersiapkan untuk vaksinasi yang akan berlangsung hingga tahun 2022. Dinas Kesehatan Kota Batam juga gencar melakukan pelatihan tersebut, untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) sebagai kebutuhan vaksinasi massal.
Asep mengatakan, jumlah peserta pelatihan pada gelombang IV sebanyak 1.332 peserta, dan dari lima provinsi mitra Bapelkes Batam hanya Sumatra Barat yang tidak mengikuti pelatihan vaksinator.
“Kalau dibagi, jumlahnya menjadi 477 peserta dari Kepri, 359 dari Aceh, 201 dari Sumatra Utara, dan 325 dari Riau. Sampai saat ini Bapelkes Batam telah melatih 8.903 vaksinator dan tersebar di Puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, KKP dan BTKL yang ada di Provinsi Kepri, Riau, Sumut, Sumbar, dan Aceh,” katanya.
Asep berharap, setelah peserta mengikuti pelatihan , mereka mampu melakukan tata laksana vaksinasi Covid-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyenkes).
“Kompetensi yang kami harapkan, peserta mampu melakukan mikroplanning dan rantai dingin vaksin, melaksanakan imunisasi, melakukan pencatatan dan pelaporan imunisasi, melakukan monitoring dan evaluasi penyelenggara imunsasi, dan melakukan surveilans KIPI dan komunikasi risiko,” kata Asep.
Ia menambahkan, setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dianggap kompeten, oleh karenanya hal utama yang perlu dikuasi adalah melaksanakan vaksinasi dengan baik. Peserta juga bisa melakukan dengan cepat penanganan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dan menyampaikan laporan KIPI dengan aplikasi yang diajarkan oleh Komisi Nasional KIPI.
“Jika ada KIPI langsung terlapor ke pusat, jika diperlukan akan dilakukan penanganan langsung secara berjenjang baik oleh Tim KIPI Provinsi atau pusat,” kata dia.
Fitri Deliana, salah satu tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan tersebut merasa senang dengan diadakannya pelatihan vaksinator tersebut. “Selama pelatihan jadi tahu bagaimana alur pemberian vaksin, cara pencatatan dan pelaporannya. Kita juga tahu dosis dan cara penyuntikan yang benar,” katanya kepada HMStimes.com pada Sabtu, 23 Januari 2021.
Ia menambahkan, nantinya para pasien yang menerima vaksin setelah disuntik akan ditempatkan di ruang observasi selama 30 menit.
“Kalau tidak ada gejala apa-apa, boleh pulang nanti dan dapat kartu “Saya sudah Vaksin”. Tapi jika sampai di rumah ada gejala, silakan datang lagi Fasyankes,” kata Fitri.