Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM), Anak Agung Gde Eka Susila, me-launching program Indonesia Satu Ekspor sekaligus melepas ekspor komoditas perikanan di Pulau Nipah, Jembatan II, Kelurahan Setokok, Batam, Rabu, 14 April 2021, pagi.
Agung mengatakan, sebanyak 139 ton hasil laut Batam rencananya akan diekspor ke negara Cina dan Singapura melalui 2 pelabuhan di Batam. “Kita ekspor melalui pelabuhan Sagulung dan Belakang Padang,” katanya.
Kegiatan ekspor hasil perikanan Batam dalam bulan mutu karantina 2021 merupakan program Indonesia Satu Ekspor. “Kegiatan ini secara serentak dibuka langsung Menteri Kelautan dan Perikanan RI melalui virtual se-Indonesia,” katanya.
Menurutnya, Kota Batam harus bersyukur, meski di masa pandemi Covid-19 nilai ekspor hasil perikanan Batam masih stabil dan bahkan meningkat. “Nilai ekspor hari ini kurang lebih Rp9 miliar,” katanya.
Hasil perikanan yang akan diekspor seberat 139.068 kg atau 139 ton itu terdiri dari beragam jenis komoditas, yakni ikan kerapu, gonggong, baronang, kaci, timun, delah, manyung, vannamel, ekor kuning, ikan dingkis, ikan merah, kerang, kepiting, ikan betutu dan jenis lainnya serta rumput laut.
Dari beragam komoditas, Agung mengatakan, jumlah nilai ekspor lebih tinggi merupakan rumput laut, perikanan dan udang. “Untuk ekspor rumput laut tahun ini meningkat sampai 800 ton,” katanya.
Kepala Dinas Perikanan Kota Batam, Husaini, mengatakan, untuk meningkatkan kembali ekspor dari Kota Batam, ia akan mendorong kelompok nelayan melalui bantuan peningkatan alat tangkap dan budi daya.
“Tujuan kita untuk meningkatkan ekonomi masyarakat nelayan yang ada di pesisir Kota Batam. Ada 3 central nelayan, kecamatan Belakang Padang, Bulang, dan Galang,” katanya.
Husaini mengatakan, melalui program peningkatan hasil tangkap dan budi daya, jumlah ekspor hasil perikanan Batam akan terus meningkat.