Kamis dini hari, 27 Mei 2021, Andri alias Aan (36) mengaku tidak tahan lagi dengan kelakuan istrinya Dewi (34), yang menjalin hubungan dengan pria lain. Meski sudah memohon agar hubungan itu diakhiri, istrinya justru tidak menggubris. Aan kalap dan mencekik istrinya hingga lemas. Selang beberapa menit kemudian, Aan pamit kepada ibunya keluar membeli nasi. Belakangan diketahui, Aan ternyata pergi menyerahkan diri ke kantor polisi.
Hal itu diakui Aan saat ditanyai sejumlah wartawan di Polsek Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis siang. Ia mengatakan, perselingkuhan istrinya dengan pria lain diketahui dari laporan anaknya sendiri. Dari anaknya pula Aan mengetahui istrinya sering membawa pria lain itu ke dalam rumah.
“Dia juga sering memukul anak-anak, sampai gigi depan anak saya sompel,” katanya.
Selain selingkuh, kata dia, istrinya juga kerap meminta cerai dan mengganti dokumen rumah yang sebelumnya bernama Andri menjadi nama Dewi. Aan juga mengatakan, sebelum ia mencekik istrinya hingga lemas, korban sempat mencakar dadanya pada saat keduanya sedang berhubungan badan.
“Saya terpancing emosi mencekik dia karena permintaan saya ke dia untuk mengakhiri perselingkuhannya tidak digubris. Saya khilaf dan sekarang saya menyesal,” kata Aan.
Belakangan Sering Ribut
Ketua RT 03 RW17 Kaveling Bida Kabil, Mutaqim Bay, mengatakan, dari laporan dan informasi yang ia terima, pasangan suami istri ini beberapa waktu belakangan memang kerap ribut. Ia tidak tahu pasti apa masalah yang menerpa rumah tangga mereka, tetapi ia menduga keributan bermula dari masalah ekonomi. Namun, ia dan beberapa tetangga lainnya enggan ikut campur karena menganggap keributan itu masalah keluarga Aan dan Dewi.
“Meski belakangan keduanya kerap cekcok, Aan dan istrinya dikenal cukup harmonis. Keduanya juga aktif di banyak kegiatan di lingkungan dan di masjid,” katanya kepada HMS di rumahnya.
Mustaqim mengungkapkan, baik Aan dan Dewi merupakan sosok yang dikenal ramah di masyarakat. Untuk latar belakang sendiri, kata dia, Aan diketahui bekerja sebagai TKI di Malaysia sehingga memang jarang berada di rumah dan salah satu anaknya bahkan lahir di sana. Menurutnya, Aan baru pulang dari Malaysia pada akhir ramadan lalu setelah sebelumnya lebih dulu menjalani beberapa hari isolasi di Tanjung Pinang.
“Nah kalau istrinya [Dewi] itu punya asma akut, jadi kalau ada kegiatan pasti dia dikasih kerjaan yang ringan-ringan saja,” kata Mustaqim.
Menurutnya, pasangan suami istri itu sudah menetap di sana selama enam tahun dan dikaruniai dua orang anak. Keduanya juga sempat ke rumah Mustaqim pada lebaran Idulfitri lalu. Sehingga kabar meninggalnya Dewi di tangan Aan pun mengejutkan Mustaqim selaku Ketua RT di sana.
Kata Mustaqim, sebelum kabar duka itu tiba, pasangan suami istri ini juga diketahuinya sempat makan bersama tidak jauh dari rumah mereka. Sementara pada saat kejadian, Aan sempat pamit ke ibunya untuk membeli makan tetapi setalah beberapa menit berlalu, anaknya itu justru tidak kunjung pulang.
“Karena sebelumnya terdengar suara cekcok, ibunya Aan ini naiklah ke kamar anaknya di lantai dua. Mungkin niatnya ingin menenangkan atau gimana enggak tahulah ya. Setelah itu kagetlah ibu melihat menantunya tergeletak di kasur, barulah dia panggil adiknya si Aan yang tinggal di sekitar sini juga,” katanya.
Lebih jauh, Mustaqim mengatakan, pada saat kejadian napas dan denyut nadi Dewi masih bisa dirasakan oleh beberapa tetangga yang juga datang membantu. Sehingga muncul inisiatif membawa Dewi ke RS Soedarsono Darmosoewito Batam. Namun, nyawa Dewi tidak tertolong dan kemudian jasadnya dibawa ke RS Otorita Batam, Sekupang.
“Kejadian waktu itu sekitar jam 12 malam, lalu pada pukul 03.00 WIB ada petugas kepolisian datang ke rumah duka dan memberitahu kalau si Aan menyerahkan diri ke Polsek Nongsa karena telah membunuh Dewi,” kata dia.
Hingga saat ini, Mustaqim dan beberapa warga lainnya tengah menunggu informasi akan dikubur di mana jenazah Dewi. Menurut Mustaqim, jika tidak ada keinginan keluarga memakamkan jenazah Dewi di kampung halamannya di Palembang, maka jasadnya akan dikuburkan di TPU Sambau, Nongsa.
Dewi Meninggal dalam Perjalanan ke Rumah Sakit
Dokter UGD RS Soedarsono Darmpsoewito Batam, Rizki, mengatakan Dewi tiba di rumah sakit sekira pukul 00.40 WIB dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Ia menjelaskan, pihaknya sempat melakukan pemeriksaan terhadap bagian luar jasad Dewi. Ia pun mendapati terdapat luka lebam di bagian leher Dewi.
“Kalau masalah penyebab kematian, lebih pasti ahli forensik yang menjelaskan meninggal karena cekikan atau asma akut yang dimiliki korban,” kata Rizki kepada HMS di RS Soedarsono Darmpsoewito Batam.
Menurutnya, cekikan mungkin bisa memicu asma Dewi, atau pada saat dicekik korban merasa takut dan asmanya kambuh. Tapi, kata dia, hal tersebut hanya ahli forensik yang bisa memastikannya karena di luar kompetensinya untuk menjawab.
“Saat datang di UGD korban berstatus DOA (death on arrival) atau meninggal saat sudah tiba di sini. Setelah itu jenazah lalu kami kirim ke RS Otorita Batam karena SOP-nya begitu,” katanya.
Pesan dan Firasat Dewi
Dua bersaudara itu berpose malu-malu di depan kamera. Terlihat si bocah laki-laki (8) memeluk erat adik balita perempuannya. Itulah kehangatan yang tergambar dalam potret unggahan almarhumah ibunya, Dewi, yang pada 27 Mei 2021 dini hari tadi, tewas dicekik oleh suaminya sendiri, Aan.
Dalam postingan yang diunggah pada 5 Mei 2021 itu, Dewi menuliskan kata-kata penyemangat untuk kedua anak-anaknya. Kalimatnya itu ibarat pesan terakhirnya, dan mengisyaratkan bahwa Dewi, sudah memiliki firasat kalau umurnya ini tidak lama lagi.
“Tetaplah tersenyum sayang bunda, semangat bunda, walau kelak hidup terasa berat dan tak adil. Doakan bunda selalu sehat agar bisa bersama kalian sampai dewasa. Andaikan bunda x [tidak] punya waktu kenanglah bunda dalam doa. Bunda sayang adek dan Abang,” kata Dewi, dalam potret berlatar belakang pinggir pantai itu.
Polisi Sebut Keributan Terjadi setelah Dewi dan Aan Melakukan Hubungan Intim
Kapolsek Nongsa, AKP I Made Putra, mengatakan, pembunuhan itu terjadi usai keduanya melakukan hubungan badan. Hal itu diketahui berdasakan keterangan Andri sendiri. Katanya ia membunuh istrinya dengan cara mencekik leher korban.
Menurut Kapolsek, korban memang masih bernyawa saat ditinggalkan Andri di rumah, bahkan katanya sempat dibawa oleh keluarga ke RS Soedarsono Kabil untuk mendapatkan perawatan. Namun, nyawanya tidak tertolong.
“Sesampainya di sana, berdasarkan keterangan dokter DP sudah meninggal dunia,” katanya kepada HMS melalui pesan singkat.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami motif pelaku membunuh istrinya. Pertanyaan HMS mengenai latar belakang pelaku dan korban, apakah saat menyerahkan diri datang sendirian atau didampingi keluarga, belum dijawab.
Dari dokumentasi yang HMS terima, terlihat kamar tempat terjadinya pembunuhan itu yang berlokasi di Kaveling Bida Kabil, Nongsa, sudah diberi garis polisi. Kondisi kamar cukup rapi, tidak terlihat ada darah di sana. Hanya ada bercak kuning dan beberapa helai pakaian di kasur.