Direkur RS Hj Bunda Halimah Batam, dr. Ibrahim menjadi nakes yang pertama mendapat vaksin Covid-19 dosis III di Kepulauan Riau. Dia merupakan salah satu dari 76 nakes yang divaksin secara simbolis pada Senin, 9 Agustus 2021 kemarin. Angka 76 pun sengaja diambil sebagai simbol perayaan HUT RI pada 17 Agustus 2021 nanti.
Sebagai bentuk simbolis, nakes pertama yang mendapatkan vaksin booster itu adalah Direktur RS Hj. Bunda Halimah Batam, dr. Ibrahim. Dia mengatakan, seiring berjalannya waktu dalam enam bulan, efikasi vaksin akan turun. Sehingga perlu didorong lagi kekebalan tubuh para nakes ini.
“Lalu kenapa didahulukan nakes ini, karena mereka yang berhadapan lanngsung dengan pasien Covid-19. Merawat, memeriksa dan sebagainya. Sehingga jika para nakes mendapat perlindungan ekstra, maka pelayanan kesehatan kita juga akan semakin baik. Kalau para nakes sakit tentu akan memengaruhi kemampuan pelayanan,” katanya, Selasa, 10 Agustus 2021.
Menurutnya, vaksin booster merk Moderna memiliki daya lindung yang lebih hebat dibanding dengan merk Sinovac. Sebagai nakes ertama yang mendapatkan vaksin dosis III, Ibrahim berterima kasih kepada pemerintah atas perhatiannya terhadap para nakes. Sehingga dengan vaksin dosis III itu, Ibrahim berharap akan ada perlindungan yang lebih baik supaya mampu menjalankan tugas-tugas pelayanan kesehatan.
“Untuk masyakarat, jangan dilupakan protokol kesehatannya. Walaupun sudah divaksin, itu butuh waktu untuk keadaan kembali normal. Kondisi keluar rumah dengan tidak menggunakan masker juga belum bisa dipastikan kapan, jadi tetap jalankan protokol kesehatan walau sudah divaksin,” kata dia.
Menurut Ibrahim, sejauh ini hunian rumah sakit berdasakan informasi yang dia dapat sudah turun, khususnya di kamar isolasi yang angkanya mencapai di bawah 50 persen. Di seluruh Kepri, termasuk di Batam yang menyumbang data paling tinggi. Namun, kata dia, hal itu tidak berlaku di ruang ICU yang angkanya belum turun. Sebab, pasien yang masuk ruang isolasi sudah dinyatakan sembuh dalam jangka waktu seminggu atau dua minggu.
“Kalau di ICU kan beda, pasien yang masuk pastinya dalam kondisi paraah dan butuh perawatan ekstra. Sejauh ini juga, dengan adanya penerapan PPKM, tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate) ikut berpengaruh,” kata Ibrahim.
Ibrahim mengatakan, RS Hj. Bunda Halimah Batam pada prinsipnya menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19. Tetapi rumah sakit untuk nakes yang terpapar Covid-19 saat ini masih berada di RS Awal Bros.
“Tapi untuk pegawai dan dokter RS Hj. Bunda Halimah Batam yang terpapar dan terkonfirmasi positif maka kami rawat sendiri di sini. Kapasitas ruang isolasi di sini untuk yang rawat isolasi biasa ada 26. Totoal tempat tidur yang siap baru 115 tempat tidur. Nakes kami banyak yang terpapar juga karena sering bergantian. kerjanya Tapi tidak sampai terlalu para gitu la,” katanya.
Menurut Ibrahim, kondisi nakes atau pasien yang terpapar Covid-19 tetapi tidak terlalu parah adalah karena vaksin yang sudah mereka terima. Sehingga dampak yang ditimbulkan virus itu tidak begitu parah meski tetap harus mendapat perawatan.
“Secara umum di Indonesia dokter yang meninggal akibat terpapar Covid-19 itu ada 600 lebih. Kehilangan dokter sebanyak itu kan luar biasa sekali, karena mencetak satu dokter perlu waktu yang tidak sebentar,” kata Ibrahim.
Untuk itu, dia mengungkapkan pentingnya peran vaksin dalam situasi pandemi saat ini. Ibrahim pun mengibaratkan Covid-19 serupa kebakaran hutan yang apinya lompat dari satu titik ke titik lainnya. Sehingga diperlukan langkah tepat untuk mencegah kobaran api menjalar ke mana-mana, dan vaksin menurutnya adalah langkah pencegahan yang tepat. Ibrahim kemudian mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bekerja sama menyukseskan vaksinasi, yang diharapkannya warga Batam yang sudah divaksin mencapai 80 persen pada akhir Agustus ini.