Ratusan massa dari Persatuan Keluarga Nusa Tenggara Timur (PK NTT) Batam, Kepulauan Riau, mendatangi Polsek Batam Kota, Selasa, 9 Maret 2021. Kedatangan mereka menuntut tindakan tegas dalam kasus rasisme yang dilontarkan pihak tidak bertanggung jawab kepada PK NTT Batam dalam sebuah unggahan di media sosial.
Wakil Ketua Bidang Hukum PK NTT Batam, Abdullah Yusuf, mengatakan, ada tiga orang yang diduga menjadi akar masalah keributan tersebut. Ia menyebut, ketiga orang itu adalah Anggota Komisi I DPRD Batam, Harmidi Umar Husein, Anggota Komisi III DPRD Batam, Muhammad Rudi, dan Ketua Ikatan Keluarga Besar Sumatra Selatan (IKBSS) Batam, Rizan Nika Astaga.
“Ketiganya jadi biang keladi terlontarnya ucapan yang mengatakan bahwa orang timur [PK NTT Batam] yang bekerja dalam proyek pembangunan tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di Bandara Mas itu merupakan preman,” katanya.
Menurutnya, ucapan tidak mengenakkan itu tidak berhenti di situ saja. Orang timur pun dianggap berwajah jelek seperti monyet, dan pantasnya tinggal di hutan saja. Hal itu, kata dia, membuat murka PK NTT Batam lantaran dianggap merendahkan martabat mereka.
“Warga kami hanya bekerja di sana, kenapa dianggap serendah itu? Kami mendesak pihak kepolisian mengusit tuntas persoalan ini agar tidak muncul gesekan baru di kemudian hari,” kata dia.
Meski begitu, Abdullah mengakui bahwa pihaknya membuka pintu damai bagi ketiga orang yang dituding menjadi biang masalah tersebut. Namun, ketiga orang itu menurutnya harus bersikap gentle dan meminta maaf kepada masyakarat timur atas perbuatan mereka.
Kapolsek Batam Kota, AKP Restia Octane Guchy, mengatakan, persoalan itu sudah ditangani pihaknya sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebab pihaknya pun tidak ingin salah dalam bertindak dalam persoalan tersebut.
“Semuanya sudah dikomunikasikan dan dimediasi untuk kedua belah pihak. Persoalannya mungkin ada sedikit isu SARA yang tidak berimbang di salah satu pihak. Dalam hal ini salah satu paguyuban dan mereka merasa tidak terima terhadap indikasi adanya caci maki di media sosial,”
“Kami pastinya akan mempertemukan kedua belah pihak agar tidak terjadi gesekan di wilayah Kota Batam,” kata Guchy.
Usai berorasi di depan Polsek Batam Kota, ratusan massa pun berpindah ke depan Kantor DPRD Kota Batam. Dengan mendapat pengawalan ketat polisi, aksi pun berjalan damai setelah Anggota Komisi II DPRD Kota Batam, Putra Yustisi Respati, menjumpai massa aksi.