Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, angkat suara terkait dugaan keterlibatan Wakil Ketua DPR, Aziz Syamsuddin, dalam kasus yang tengah ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pimpinan DPR dari Fraksi Partai Golkar tersebut, diduga terkait kasus dugaan suap yang melibatkan penyidik KPK, Stepanus Robin Pattuju, dan Wali Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara, M. Syahrial.
Airlangga mengatakan, akan ada waktu partai Golkar membicarakan dan membahas masalah Azis Syamsuddin. “Nanti ada waktunya,” katanya singkat di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis, 29 April 2021, malam.
Sebelumnya, penyidik KPK mendatangi Gedung DPR, Rabu petang, 28 April 2021, menggeledah ruang kerja Wakil Ketua DPR, Azis Syamsuddin. Selain itu, KPK juga menggeledah rumah dinas Azis Syamsuddin di Jl. Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dari dua lokasi ini, KPK menyita sejumlah dokumen yang diduga berkaitan dengan kasus tersebut. Namun KPK belum merinci dokumen apa saja yang diamankan. Setelah disita dokumen itu tengah diperiksa oleh penyidik.
Penggeledahan di kantor Wakil Ketua DPR dan rumah dinas Aziz Syamsuddin itu, menyusul KPK menetapkan penyidiknya, Stepanus Robin Pattuju, seorang pengacara bernama Maskur Husain dan Wali Kota Tanjungbalai M. Syahrial sebagai tersangka kasus dugaan suap penanganan perkara jual beli jabatan di Pemkot Tanjungbalai.
Stepanus Robin Pattuju bersama Maskur Husain diduga telah menerima suap dari M. Syahrial sebesar Rp1,3 miliar dari kesepakatan Rp1,5 miliar. Suap itu diberikan agar Stepanus membantu menghentikan penyelidikan kasus dugaan jual beli jabatan di Tanjungbalai yang sedang diusut KPK.
Selain suap dari Syahrial, Maskur Husain juga diduga menerima uang sebesar Rp200 juta dari pihak lain. Sedangkan Stepanus dari bulan Oktober 2020 sampai April 2021 juga diduga menerima uang dari pihak lain melalui transfer rekening bank atas nama Riefka Amalia, sebesar Rp438 juta.
Dugaan kongkalikong itu bermula saat Azis Syamsuddin memperkenalkan Stepanus dengan Syahrial di rumah dinas pimpinan dewan. Politikus Partai Golkar ini diduga mengenal Stepanus dari ajudannya yang sama-sama dari Korps Bhayangkara.