Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid meminta Pemerintah Indonesia mendukung kekuasaan kelompok Taliban di Afganistan saat ini. Sebab Taliban sudah mendeklarasikan beberapa hal seperti mengaku akan menghargai hak perempuan dan anak, tidak akan menoleransi tindakan terorisme, serta melaksanakan pemerintahan secara moderat.
Hal ini ia katakan dalam diskusi virtual bertajuk ‘Masa Depan Afganistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia’ yang diselenggarakan Center for Reform.
“Saat ini pilihan paling rasional bagi Pemerintah Indonesia adalah membersamai proses perubahan yang terjadi di Afganistan. Kita beri kesempatan kepada rakyat Afganistan untuk berkompromi menentukan menentukan nasibnya sendiri,” kata Hidayat Nurwahid yang sering disapa HNW seperti dikutip dari greatinfokini.com, Minggu, 22 Agustus 2021.
Secara pribadi ia mengaku menyambut baik perubahan sikap Taliban saat ini. Ia memandang, kelompok Taliban saat ini menjadi lebih moderat. Sehingga, menurutnya, dunia Internasional bisa memberikan kesempatan kepada Pemerintahan Taliban memimpin Afganistan.
“Kalau mau dibilang tempat terorisme, ISIS, nyatanya Taliban malah mengeksekusi pimpinan ISIS yang sebelumnya ditangkap,” katanya.
Kalau mau dituduh wahabi dan radikal faktanya mereka menganut Mazhab Hanafiah yang kultur dan tradisi beragamanya sama dengan NU. “Jadi, semua tuduhan negatif yang selama ini diarahkan ke Taliban tidak relevan lagi,” katanya lagi.
Poltik Bebas Aktif
Lebih lanjut, Wakil Ketua MPR RI itu mengatakan, meskipun sikap politik Indonesia bebas aktif, namun bukan berarti tidak harus memberikan sikap kepada nasib rakyat di Afganistan.
Menurutnya, Indonesia tak bisa tidak menentukan sikap dan memberi kesempatan kepada rakyat Afganistan untuk berkompromi menentukan nasibnya sendiri.
“Indonesia harus juga berperan aktif mewujudkan perdamaian dunia sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia,” kata HNW.
Diberitakan sebelumnya, Taliban sukses memasuki ibu kota Kabul dan menduduki istana kepresidenan pada Minggu, 15 Agustus 2021, membuat Presiden Ashraf Ghani mengungsi dan negara-negara asing berupaya mengevakuasi diplomat, misi asing hingga warga sipilnya di Afganistan.
Serangan beruntun yang dilancarkan pasukan Taliban membuat mereka jauh lebih cepat menguasai Afganistan.
Hal ini jauh dari perkiraan intelijen AS yang menyebut Taliban akan mengepung Kabul dalam waktu 30 hari serta merebut kota tersebut dalam 90 hari serangan beruntun.