Islamic Center mulai dibangun di Kampung Cihideung, Desa Batubantar, Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Bangunan tersebut bakal menjadi tempat bermusyawarah para ulama yang selama ini berkhidmat di Pandeglang khususnya dan Provinsi Banten pada umumnya.
“Sejarah juga mencatat, di Cihideung pernah berdiri Majelis Ulama yang diinisiasi oleh tokoh kharismatik almarhum Haji Mustofa. Kemudian banyak tokoh nasional berkunjung ke Cihideung, termasuk Buya Hamka yang kemudian terinspirasi mendirikan MUI pada 1975,” kata sesepuh Cihideung KH Yaya Barhaya di Cihideung, Pandeglang, Selasa, 21 September 2021.
Pembangunan gedung Islamic Center itu sendiri dilakukan Yayasan Al-Mujahidin Cihideung Cimanuk (YAMCC) yang kini diketuai Tatang Tohani. Yayasan tersebut sudah berbadan hukum berdasarkan SK Menteri Hukum dan HAM dengan Akte Yayasan Nomor 70 tanggal 25 September 2018.
Pemasangan tiang pancang konstruksi baja Gedung Islamic Center Cihideung sudah dilakukan Pendiri Yayasan Al-Mujahidin Cihideung Cimanuk (YAMCC) KH Yaya Barhaya dan Ketua Dewan Pembina YAMCC KH Ade Salamun pada Sabtu, 18 September 2021.
Islamic Center diharapkan dapat menjadi sarana untuk memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat, dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Dalam kaitan itu pula Islamic Center ini siap menjadi mitra dialog MUI dalam kajian studi keislaman,” katanya.
KH Yaya juga menyatakan pembangunan gedung Islamic Center di atas tanah wakaf itu diharapkan akan mendapatkan dukungan, terutama dari para donatur kelahiran Cihideung yang kini berdomisili di Serang, Jakarta, Surabaya, Batam, dan daerah-daerah lainnya.
Tokoh Muda
Sementara itu, Ketua YAMCC Tatang Tohani mengatakan, selain karena lokasinya strategis di pinggir jalur utama Labuan–Pandeglang, nama Kampung Cihideung itu sudah dikenal luas sejak zaman Perang Kemerdekaan.
“Pada masa lalu, banyak tokoh nasional yang berkunjung ke Cihideung untuk menemui tokoh kharismatik dan pejuang kemerdekaan yang lahir dan berdomisili di Cihideung, yakni almarhum Haji Mustofa yang dikenal dengan sapaan “Haji Apo”,” katanya.
Tatang Tohani tokoh muda Cihideung ini, juga mengungkapkan ceritera tentang Haji Apo yang dikenal sebagai tokoh pendidikan, karena selain menginisiasi pembangunan Majelis Ulama di era Perjuangan Kemerdekaan, almarhum juga membangun lembaga pendidikan berupa Madrasah Islam Indonesia di Cihideung.
“Beberapa tokoh nasional yang pernah menemui Haji Mustofa di Cihideung antara lain ulama kharismatik Buya Hamka, Pejuang Kemerdekaan Bung Tomo, dan Perdana Menteri Pertama RI yang juga tokoh internasional di dunia Islam Dr Muhammad Natsir,” katanya.
Jaksa Agung Indonesia periode 1945 sampai 1946 yang juga Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat cikal bakal dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Prof Mr Kasman Singodimejo, SH juga pernah menemui Haji Mustofa.
“Tokoh lainnya yang pernah menemui ulama Cihideung itu adalah Kepala Pemerintah Darurat RI serta Gubernur Bank Sentral pertama RI yang juga pernah menjadi Menteri Keuangan, Mr Syafrudin Prawiranegara. Lalu salah seorang tokoh dari Konferensi Meja Bundar yang diselenggarakan 23 Agustus–2 November 1949 di Den Haag Belanda, Mr Mohammad Roem,” katanya.
Tokoh Parpol Masyumi yang juga sengaja menemui Haji Mustofa di Cihideung, yakni Prawoto Mangkusasmito, KH Sholeh Iskandar dan KH EZ Muttaqin. “Dua nama terakhir dikenal tokoh pejuang kemerdekaan yang memiliki integritas dan komitmen tinggi dalam memperjuangkan kepentingan agama, bangsa, dan negara,” kata Tatang.