Calon Gubernur (Cagub) Kalimantan Selatan (Kalsel) Denny Indrayana menjelang pemungutan suara ulang (PSU) menggelorakan semangat anti politik uang. Ia yang berpasangan dengan Difriadi Darjat akan tarung ulang melawan pasangan calon Gubernur Sahbirin Noor (Paman Birin)-Muhidin.
“Menjelang 9 Juni hari Pilgub, mari terus kobarkan semangat anti politik uang,” kata Denny Indrayana lewat Instagram dennyindrayana99, seperti dikutip Minggu, 6 Juni.
Mahkamah Konstitusi telah mengabulkan sebagian gugatan sengketa hasil pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kalimantan Selatan (Kalsel) yang diajukan Denny Indrayana pada Jumat, 19 Maret 2021.
Majelis hakim konstitusi meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Selatan untuk melakukan pemungutan suara ulang di enam kecamatan, dan 24 TPS di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, dan Kalimantan Selatan.
“Mengabulkan gugatan pemohon untuk sebagian dan memerintahkan KPU Kalsel untuk melakukan pemungutan suara ulang di 6 kecamatan dan 24 TPS di Kecamatan Binuang,” kata Ketua Majelis Hakim Konstitusi Anwar Usman, Jumat, 19 Maret 2021.
Untuk menghadapi tarung ulang, Denny Indrayana juga membuat video singkat bersama relawan menyerukan anti praktik politik uang. “Pasukan anti serangan fajar. Ambil duitnya jangan cucuk orangnya,” kata Denny Indrayana kompak bersama relawan dalam video tersebut.
Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM ini belakangan makin aktif menemui sejumlah relawan dan tokoh jelang PSU Pilgub Kalsel 9 Juni. Denny juga mengunggah video eks Jubir KPK Febri Diansyah yang mendukung dirinya di Pilgub Kalsel.
Febri Diansyah lewat video rekaman mengajak seluruh masyarakat di Kalsel khususnya di 7 kecamatan atau 827 TPS yang akan melakukan pemungutan suara ulang 9 Juni, memilih pimpinan yang benar-benar memikirkan dan ingin mengabdi ingin berjuang untuk mensejahterakan masyarakat Kalsel.
“Jangan pilih pemimpin yang mengiming-imingi uang atau pemimpin yang ingin membeli suara masyarakat Kalsel berapa pun nilainya. Karena orang-orang yang membeli suara dalam proses politik dalam pemilu itu pelecehan atau penghinaan masyarakat yang punya akal sehat nurani, yang ingin nasibnya jauh lebih baik ke depan,” kata Febri Diansyah.