Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Bambang Soesatyo optimistis Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bisa membuat berbagai gebrakan dalam memajukan dunia usaha. Khususnya membantu pemerintah memulihkan perekonomian yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan usai acara Pelantikan Pengurus KADIN Indonesia yang berlangsung di East Java Ballroom, Hotel The Westin, Jakarta, Rabu 20 Oktober 2021. Pengurus KADIN Indonesia periode 2021-2026 di bawah kepemimpinan Ketua Umum, Arsjad Rasjid, Ketua Dewan Pertimbangan, Anindya Bakrie, Ketua Dewan Penasehat M. S. Hidayat, Ketua Dewan Kehormatan, Rosan P. Roslani, dan Ketua Dewan Usaha, Chairul Tanjung.
Menurut Bambang Soesatyo, laporan terbaru yang dikeluarkan berbagai lembaga ekonomi selama periode September hingga Oktober 2021 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun 2021 hingga 2022 tetap tumbuh positif.
“Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 sebesar 3,5-4,3 persen dan di tahun 2022 sebesar 5,2 persen. IMF sebesar 3,2 persen di tahun 2021 dan 5,9 persen di tahun 2022. World Bank sebesar 3,7 persen di tahun 2021 dan 5 persen di tahun 2022. OECD sebesar 3,7 persen di tahun 2021 dan 4,9 persen di tahun 2022,” kata Bamsoet yang juga ikut dilantik sebagai Ketua Badan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia.
Kerja Keras
Ia juga menyatakan, kita butuh kerja keras dan gotong royong dari pemerintah dan dunia usaha, agar berbagai proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut bisa menjadi kenyataan. Salah satunya KADIN harus bisa memanfaatkan kehadiran Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang telah disepakati negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, bersama Australia, New Zealand, China, Jepang, dan Korea Selatan.
“Perjanjian RCEP diinisiasi, dipimpin, dan ditandatangani atas restu Indonesia. Keuntungan yang diperoleh antara lain bisa meningkatkan ekspor Indonesia ke negara-negara peserta RCEP hingga 8-11 persen, menarik investasi hingga 18-22 persen, meningkatkan kesejahteraan sebesar USD 1,516 juta, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,26 persen. KADIN Indonesia bisa memaksimalkannya melalui berbagai sektor strategis seperti pertanian, mining, wood product, paper, chemical, rubber, dan plastic,” kata pengusaha yang juga politisi dan akrab disapa Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini juga menyoroti kontribusi sektor ekonomi digital yang baru menyumbangkan sekitar empat persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Presiden Joko Widodo menargetkan pada tahun 2030, bisa ditingkatkan menjadi 18 persen. Nilai transaksi sektor ekonomi digital ditargetkan tumbuh delapan kali lipat, dari Rp632 triliun menjadi Rp4.531 triliun pada tahun 2030. “Mewujudkannya, perlu dukungan KADIN Indonesia, khususnya dalam melahirkan lebih banyak digitalpreneur” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDINDO) ini juga menambahkan, pada Triwulan II-2021 perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 7,07 persen (YoY). Tertinggi sejak krisis subprime mortgage atau terbaik dalam 16 tahun terakhir, serta lebih tinggi dibandingkan beberapa negara yang telah merilis angka pertumbuhannya seperti Vietnam (6,6 persen), Korea Selatan (5,9 persen), dan Arab Saudi (1,5 persen).