PT Transcoal Pacific Tbk mempunyai dua unit armada baru yaitu pusher tug and barge yang masing-masing diberi nama PB TCP 3301 dan PT TCP 201. Kapal-kapal ini memiliki desain khusus, dirancang dengan pin yang menghubungkan antar tugboat dan barge dengan kapasitas muatan 40 persen lebih besar ketimbang tugboat biasa. Pengoperasiannya tidak menggunakan tali towing yang memudahkannya untuk bermanuver, relatif lebih efisien karena hemat bahan bakar, dan tangguh menghadapi cuaca buruk.
Komisaris Utama PT Transcoal Pacific Tbk, Ahmad Sucipto, mengatakan, dua bahtera andalan Perseroan-nya tersebut dibangun di dua lokasi berbeda. Barge atau tongkang yang memiliki ukuran 330 feet dengan kapasitas sampai 10 ribu metrik ton (M/T) dibangun di PT Panbatam Island Shipyard, sementara pusher tug yang diklaim mampu melaju dengan kecepatan maksimal 6 knots dalam kondisi muatan penuh itu dibangun di Tuong Aik Shipyard, Malaysia.
“Armada baru ini adalah pusher tug dan barge pertama milik perseroan yang tergabung dalam Group Trans Energi Logistik, dan pengadaan dilakukan untuk merespon potensi pertambahan jumlah kargo angkutan saat ini dan ke depan. Sebagai perusahaan terbuka, tentu kami berusaha meyakinkan semua klien bahwa perusahaan akan tetap memberikan pelayanan terbaik dan tetap menjadi perusahaan transportasi yang sangat atraktif,” kata Ahmad Sucipto dalam acara peresmian dan peluncuran dua armada baru tersebut di PT Panbatam Island Shipyard, Jumat, 30 April 2021.
Alasan kenapa dua unit armada baru ini disebut berspesifikasi khusus dan tangguh, itu juga karena ia memiliki seaworthiness atau kelaiklautan kapal yang mumpuni yang mampu bertahan menghadapi gelombang laut setinggi 5 meter dengan kecepatan angin maksimum bekisar 30 knots. Keduanya juga memiliki kelas NK (Nippon Kaiji Kyokai).
Artinya, pengadaan armada baru ini merupakan realisasi dari program kerja Perseroan dan merupakan bagian dari komitmen Perseroan untuk peningkatan kualitas layanan kepada para pelanggan. Serta menyikapi tantangan pertumbuhan kargo angkutan batu bara ke depan untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di tanah air dan juga jenis kargo lainnya seperti nikel di wilayah Indonesia bagian timur.
Dalam programnya, Perseroan juga telah menargetkan penambahan jumlah kargo angkutan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021 ini saja ditargetkan jumlah kargo sebanyak 59,2 juta M/T, dan total itu akan terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya.
“Penambahan aset baru ini mungkin memang keniscayaan, paling tidak karena ada dua tugboat dominan. Pertama juga untuk mengurangi ketergantungan [Perseroan] kepada armada sewa, yang pada tahun 2020 kemarin saja untuk tugboat dan barge sudah ada 74 set. Kedua juga untuk peremajaan dan modernisasi. Karena seiring berjalannya waktu tentu akan ada unit-unit yang harus diganti dengan unit baru karena termakan usia. Sebab itu, program pengadaan merupakan langkah yang imperatif yang harus dilaksanakan dengan hati-hati dan direncanakan dengan matang,” kata Ahmad Sucipto.
Direktur Utama Perseroan, Dirc Richard, mengatakan, tahun ini mereka sebetulnya berencana mengadakan empat sampai enam armada baru. Tahap pertama adalah dua armada yang baru diluncurkan ini, sementara dua armada berikutnya dengan jenis yang sama direncanakan akan direalisasikan pada rentang Mei atau Juni 2021. Kemudian dua armada lain akan diadakan pada akhir tahun atau paling lambat awal tahun 2022.
“Dengan pembelian armada baru ini, Perseroan berharap dapat meningkatkan kinerja keuangan karena dapat mengurangi biaya sewa,” kata Dirc Richard.
Dengan direalisasikan dua unit armada baru ini, maka Perseroan dan anak usaha Perseroan telah memiliki total 52 unit armada yang terdiri dari pusher tug and barge, tug and barge, mother vessel, floating terminal station, sea truck dan alat berat serta alat pendukung lainnya. Selain dari armada milik Perseroan, Perseroan juga masih menyewa kapal sebanyak ratusan unit di tahun 2020 untuk mendukung operasional Perseroan.
“Perseroan memilih pengadaan armada untuk jenis pusher tug and barge karena jenis armada ini relatif lebih efisien, speed-nya lebih cepat, dan lebih tangguh dalam menghadapi gelombang sehingga lebih terkendali pada saat terjadi cuaca buruk,” kata dia.
Pada acara peluncuran dan peresmian PB TCP 3301 dan PT TCP 201 juga dihadiri oleh Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (P) Sumantri, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Khusus Batam, Mugen, dan pejabat penting lainnya. Dalam acara ini juga dilakukan pemberian santunan kepada anak yatim yang dilakukan oleh Aliyah Sianne Salim selaku Komisaris Perseroan, dan diakhiri dengan buka puasa bersama dan makan malam.
PT Transcoal Pacific Tbk adalah suatu perusahaan terbuka yang bergerak dalam bidang pelayaran penyedia jasa transportasi dan logistik yang memberikan jasa layanannya dalam bidang pengangkutan kargo curah, antara lain: batubara, bijih nikel, batu split, solar industri, CPO, dan kargo lainnya; didukung oleh ratusan armada sewa dan alat berat yang dimiliki sendiri oleh Perseroan bersama dengan anak perusahaan, dan puluhan bahkan ratusan armada yang disewa dari perusahaan pelayaran lainnya.
Adapun jasa-jasa yang diberikan oleh Perseroan saat ini antara lain: jasa pengangkutan kargo menggunakan tongkang (barging), jasa pemindah muatan kargo dengan floating crane, jasa transhipment, jasa pengangkutan kargo untuk jarak jauh, jasa oil barges, jasa assist tug, agency, dan jasa morning man and oil spill response team. Perseroan berkomitmen untuk menjadi salah satu perusahaan pelayaran terkemuka yang menyediakan jasa transportasi dan logistik kelautan terlengkap dan terbaik di Indonesia, baik untuk tujuan domestik maupun ekspor.