Kartunis Swedia Lars Vilks, dilaporkan tewas kecelakaan saat mobil polisi yang ia tumpangi bertabrakan dengan truk. Pria 76 tahun ini adalah seniman yang terkenal pada tahun 2007 lalu, karena menggambarkan Nabi Muhammad dengan tubuh seekor anjing.
Dikutip dari theguardian.com, kecelakaan itu terjadi di jalan raya kota ketiga terbesar di Swedia, yaitu Markaryd, Malmo, Minggu, 4 Oktober 2021. Lars Vilks saat itu sedang bepergian dengan dua polisi yang merupakan pengawalnya. Kedua orang itu juga tewas.
Kepolisian setempat mengatakan sejauh ini belum ada tanda-tanda kriminal atau perbuatan yang disengaja dalam kecelakaan nahas tersebut. Tapi, kasusnya masih diselidiki. Mengingat Lars Vilks sendiri sejak menerbitkan gambar itu, terpaksa hidup dalam perlindungan karena terus-menerus mendapat ancaman dan serangan pembunuhan. Kepalanya bahkan sempat dihargai 100 ribu dollar oleh Al Qaeda.
Kepala Unit Investigasi Regional Selatan Swedia, Stefan Sinteus, mengatakan, “Kami akan memastikan tidak ada tindakan eksternal [pihak luar] yang menargetkan mobil yang Lars Vilks tumpangi,” katanya kepada wartawan. “Tidak ada yang mengarah ke situ [unsur kesengajaan pihak luar], tapi kami akan memastikan sehingga kami bisa mengesampingkannya [selidiki].”
Media lokal mengatakan mobil yang ditumpangi Vilks melaju dengan kecepatan tinggi. Seorang saksi mengatakan kepada surat kabar Aftonbladet bahwa pengemudi sepertinya kehilangan kendali. “Truk itu tidak sempat membelok dan kedua kendaraan bertabrakan dengan kecepatan luar biasa,” katanya kepada surat kabar itu.
Kedua kendaraan terbakar. Semua penumpang di mobil Lars tewas di tempat. Sementara si sopir truk terluka dan dibawa ke rumah sakit untuk kemudian diinterogasi oleh polisi.
Kepala Polisi Nasional Swedia, Anders Thornberg, mengatakan hasil lengkap dari penyelidikan bisa memakan waktu “Relatif lama.” Sementara Menteri Kebudayaan setempat, Amanda Lind menyebutnya, “Kecelakaan lalu lintas yang sangat tragis.”
Penerbitan gambar-gambar Vilks di sebuah surat kabar regional Swedia, untuk mengilustrasikan sebuah editorial yang membela kebebasan berbicara, terjadi setahun setelah kemarahan umat Islam meluas terhadap publikasi 12 kartun nabi oleh surat kabar Denmark Jyllands-Posten. Kemarahan itu wajar. Sebab, hukum Islam umumnya melarang penggambaran nabi apa pun. Bahkan dalam hal yang baik.
Publikasi Swedia menarik protes dari Afghanistan, Mesir, Yordania dan Pakistan, serta Organisasi Konferensi Islam (OKI), yang menyerukan tindakan hukuman harus diberikan kepada Lars Vilks.
Untuk meredam situasi, Perdana menteri saat itu, Fredrik Reinfeldt, bertemu dengan duta besar dari 22 negara Muslim. Kemudian organisasi Al-Qaida membuat sayembara berhadiah $100.000 untuk nyawa Lars Vilks, yang akhirnya mendorong upaya pembunuhan tahun 2009 yang gagal di AS dan Irlandia. Pada Mei 2010 Vilks diserang saat memberikan kuliah tentang kebebasan berbicara di Universitas Uppsala, dan pada tahun yang sama rumahnya dibom.
Lima tahun kemudian, Lars Vilks menghadiri debat kebebasan berbicara dan penistaan di Kopenhagen yang diselenggarakan setelah pembantaian Charlie Hebdo di Paris. Acara itu tragis akibat serangan dari seorang pria dengan senapan semi-otomatis yang membunuh seorang sutradara film Denmark berusia 55 tahun dan seorang penjaga di sinagoga Kopenhagen, sebelum polisi Denmark menembaknya hingga tewas.
Vilks, yang berulang kali mengatakan kartun itu tidak dimaksudkan untuk memprovokasi atau menghina umat Islam, tetapi untuk menantang kebenaran politik dengan kesenian. Dia sengaja memilih Nabi Muhammad, karena itulah sosok yang paling dikenal oleh dunia.