Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Ides Madri, menyarankan setiap sekolah harus berkoordinasi dengan puskesmas terdekat dalam rencana penyelenggaraan belajar tatap muka di sekolah. Hal ini sebagai bentuk antisipasi dan solusi jika ada peserta didik maupun pihak sekolah terpapar Covid-19 dan bisa ditangani dengan cepat.
“Persiapan belajar mengajar tatap muka ini sudah kami bahas dengan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam dan orang tua siswa melalui komite sekolah. Kami juga sudah sidak persiapan sekolah tatap muka di SMPN 3 Batam,” katanya pada wartawan, Selasa, 9 Febuari 2021.
Dalam sidak itu, pihaknya menemukan bahwa SMPN 3 Batam belum memenuhi standar seperti tempat cuci tangan yang belum teraliri air. Meski begitu, kata dia, pihak SMPN 3 Batam masih tetap mempersiapkannya.
“Kami masih mempersiapkan jadwal sidak kembali. Intinya, sekolah harus mempersiapkan pelaksanaan protokol kesehatan. Misalnya ketersediaan sarana dan prasarana, seperti cuci tangan ada sabun, disediakan masker, secara rutin disemprot disinfektan, satu ruang maksimal 20 orang, dan proses belajar paling lama tiga jam saja,” kata Ides.
Selain sidak, Komisi IV DPRD kota Batam juga sudah melakukan pembahasan terkait belajar mengajar tatap muka ini bersama 43 Kepala Sekolah mainland dan Disdik Kota Batam. Tapi saat itu, hanya beberapa sekolah saja yang mengajukan proses belajar mengajar tatap muka.
“Prosedur protokol kesehatan yang sudah kita sampaikan harus dilaksanakan. Karena masukkan orang tua yang menyampaikan melalui komite-komite sekolah. Kalau sekolah mengajukan tatap muka dan Disdik Batam melihat kriteria sudah oke, sekolah bisa melaksanakan belajar tatap muka,” katanya.
Sementara itu, terkait kapan waktu pelaksanaan itu, Ides mengaku belum dibahas meski DPRD Batam melihat banyak permintaan dari orangtua untuk diselenggarannya belajar tatap muka kembali.
“Selaku mitra Disdik, kami melihat kesiapan sekolah,” katanya.
Ia menambahkan selama tatap muka nanti berlangsung, DPRD Kota Batam akan evaluasi apakah belajar tatap muka berjalan maksimal atau tidak.
Sementara Anggota Komisi IV DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin, mengatakan pihaknya sudah melakukan survei di sekolah tingkat menengah atas seperti di SMAN 3 Batam yang sudah menjalankan prosedur.
“Beberapa sekolah lain masih dalam tahap survei. Intinya kalau ada temuan Covid-19 maka sekolah itu harus tutup,” katanya kepada HMStimes.com di Batam, Selasa, 9 Febuari 2021.
Ia mengakui, kurva pasien positif Covid-19 di Batam khususnya memang naik, tetapi pembukaan sekolah kembali merupakan permintaan dari orang tua. Ia menegaskan, orang tua siswa pun diberikan kewenangan untuk mengizinkan anaknya belajar tatap muka di sekolah.
“Karena ini [pembukaan sekolah] kan karena banyaknya permintaan orang tua siswa. Jadi kalau ada yang menolak ya tidak masalah,” katanya.
Ia menjelaskan, di SMAN 3 Batam sendiri terdapat 1300 jumlah wali murid. Tetapi yang mengizinkan adanya tatap muka itu hanya 500 orang saja. Dari 500 siswa itu juga dibagi dalam satu hari hanya 10 kuota saja dengan jam belajar tidak lebih dari empat jam.
“Besok kami akan ke Tanjung Balai Karimun karena di sana ada banyak juga permintaan penyelenggaraan sekolah tatap muka. Lagipula sekolah belum bisa membuka belajar tatap muka kalau belum kami sidak,” kata Wahyu.