Jumlah sementara korban tewas akibat bencana banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang yang melanda Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) sampai Selasa, 6 April 2021, tercatat mencapai 81 orang. “Tetapi mohon maaf data ini mungkin akan berubah setiap jam. Kemudian yang masih dalam pencarian ada sekitar 103 orang,” ungkap Kepala Badan Nasional Penanggulangan (BNPB), Doni Munardo, dari Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 6 April 2021. Ia menjelaskan itu melalui konferensi video setelah mengikuti rapat terbatas secara virtual yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Sejak kedatangan di lokasi pada Senin, 5 April 2021, atau awal bencana terjadi, langsung meninjau beberapa titik bencana dan mengumpulkan laporan tentang dampak bencana. Kehadirannya juga untuk melakukan koordinasi juga menjalin kerjasama dengan sejumlah elemen dalam upaya mengoptimalkan atau memastikan penanganan bencana tersebut berjalan.
“Secara umum penanganan di lapangan berjalan cukup bagus. Kerja sama antara TNI, Polri, dan relawan lokal untuk membantu pemerintah daerah berjalan maksimal,” katanya.
Pihak BNPB telah berkoordinasi di antaranya dengan Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR), Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, dan pemerintah daerah, serta relawan lokal. Seluruh potensi jajaran diarahkan segera menjalankan upaya pencarian dan pemulihan.
Doni juga melaporkan bahwa siklon tropis Seroja berdampak pada 11 daerah di wilayah NTT dan Kabupaten Bima di NTB. Pulau Adonara dan Kabupaten Lembata merupakan dua wilayah di NTT yang mendapat dampak terbesar dari bencana ini.
Tim gabungan dari Kementerian Sosial, TNI, Polri dilaporkan telah membangun dapur lapangan di hampir semua titik korban bencana. Dengan demikian masyarakat terdampak bencana akan diupayakan memperoleh pasokan logistik yang cukup selama masa penanganan berlangsung.
Untuk mendukung kelancaran distribusi pasokan logistik, BNPB juga mengerahkan empat unit helikopter yang akan beroperasi di Adonara, Lembata, Larantuka, dan wilayah sekitar.
“BNPB juga akan menyiagakan satu pesawat kargo di Kupang yang bisa membantu mendistribusi logistik baik ke daerah Alor, kemudian Lembata, juga kawasan lain yang membutuhkan,” tutur Doni.
Dijelaskan, saat ini fasilitas kesehatan darurat sudah berdiri di hampir semua lokasi bencana. Meski demikian, perlu diakui bahwa tenaga kesehatan yang ada di lokasi masih sangat terbatas.
Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan sudah berkoordinasi untuk mendatangkan para dokter dan tenaga medis dari beberapa provinsi, termasuk di antaranya dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
Adapun tentang kerusakan rumah warga, Kepala BNPB menjelaskan, pemerintah akan memberikan bantuan kepada warga untuk membangun kembali rumah-rumah mereka yang rusak.
“Pemerintah, sebagaimana yang telah ditugaskan oleh Bapak Presiden, akan membangun kembali rumah-rumah yang rusak. Anggaran yang disiapkan oleh pemerintah pusat untuk bangunan rusak berat Rp50 juta, rusak sedang Rp25 juta, dan rusak ringan Rp10 juta,” katanya.