Patroli TNI AL gagalkan upaya pencurian dua kapal berbendera Malaysia yakni TB Danum dan Tongkang Linau 133 di perairan Selat Singapura, Minggu, 21 Februari 2021.
Komandan Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Koarmada I, Laksamana Yayan Sofyan, menjelaskan, dua kapal berbendera Malaysia itu bertolak dari Pelabuhan Klang, Malaysia, menuju Serawak. Pada saat melintas di perairan Karang Banteng di Selat Singapura, kata dia, kapal itu didatangi oleh dua speed boat yang di dalamnya terdapat lima orang pelaku pencurian kapal di laut.
“Pada saat yang sama KRI Siwar-646 melaksanakan kegiatan patroli keamanan laut di kawasan tersebut dan memantau aktivitas upaya pencurian yang dilakukan oleh lima orang. Kelimanya tertangkap tangan sedang memindahkan material dari Tongkang Linau 133. Dugaannya aktivitas mereka bukan yang pertama tetapi sudah dilakukan berkali-kali,” katanya di Dermaga Lanal Batam, Senin, 22 Februari 2021.
Yayan mengatakan, setelah dilakukan identifikasi, pelaku sedang melakukan pemindahan muatan berupa potongan baja dan di atas speed boat juga didapat sejumlah jeriken. Ia menduga, seluruh pelaku seperti multiplayer, yang mengambil apapun yang ada di atas kapal yang menjadi sasaran.
“Nah ini nanti akan dikembangkan oleh Lanal Batam untuk dilaksanakan penyelidikan. Pelaku merupakan warga negara yang berada di pesisir Selat Singapura. Permasalahan ini juga nantinya akan dilimpahkan ke Penyidik Pegawa Negeri Sipil (PPNS) yang memiliki kewenangan sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” kata dia.
Ia juga mengatakan, tidak ditemukan adanya bukti-bukti kekerasan dalam aksi yang dilakukan oleh pelaku. Menurutnya, kejadian itu murni pencurian yang dilakukan di laut dan berbeda dengan perompakan yang berusaha menguasai seluruh kapal yang dilakukan dengan kekerasan dan mengancam jiwa seluruh anak buah kapal (ABK). Namun, pihaknya tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi dan hasilnya bisa diketahui dari proses penyidikan.
“Akan dilakukan pendalaman sudah berapa kali mereka melakukan aksinya. Karena ini laporan dari negara tetangga, selama tahun ini saja ada dua kali kejadian serupa. Saya minta nanti pihak terperiksa untuk bisa kooperatif sehingga masalah ini segara selesai. Kami pihak TNI AL dalam mencegah permasalahan ini, tidak hanya dengan patroli saja, tetapi juga dengan kegiatan bakti sosial di sejumlah wilayah atau desa di sepanjang Selat Singapura,” kata Yayan.
Ia menegaskan, Selat Malaka dan Selat Singapura memiliki peran yang sangat vital. Yayan menjabarkan, pada tahun 2020 saja, terdapat 62.639 kapal asing berlayar di Selat Malaka dan Selat Singapura. Di antaranya kapal tanker 26.369, kargo 23.362 kapal penumpang 5000, dan tug boat 70.908.
“Sedangkan mulai dari awal tahun 2021, pelintasan kapal-kapal berbendera berjumlah 14.824 yang terdiri dari 5698 kapal tangker, 5528 kapal kargo, 1298 kapal penumpang, dan 2300 tug boat. Jumlah aktivitas itu tentunya perlu ada jaminan keamanan dan keselamatan. Sebab, jumlahnya dapat menambah devisa bagi Indonesia,” katanya.
Menurutnya, kejadian pencurian di atas laut sangat vital dan mengganggu kepercayaan dunia internasional. Oleh karena itu, jajaran TNI AL sesuai dengan instruksi Kepala Staff Angkatan Laut maupun Panglima Kormado Armada I, memerintahkan agar terus melaksanakan intensitas pengamanan laut secara serius.
“Sepanjang Selat Malaka dan Selat Singapura ada 14 stasiun radar yang mendeteksi setiap aktivitas kapal-kapal yang melintas. Dari mulai Aceh hingga perairan Batam yang dilengkapi dengan berbagai macam alat deteksi. Kami juga didukung armada KRI dan pesawat udara maritime patrol aircraft dan kami bekerja sama dengan seluruh lanal dan lantamal yang berada di Selat Malaka dan Singapura,” kata Yayan.