Setelah tiga tahun berselang sejak proses pembangunannya, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bengkong Sadai, Batam, Kepulauan Riau yang dibangun dengan bekerjasama dengan perusahaan asal Korea Selatan, akan mulai beroperasi guna menampung limbah ribuan rumah tangga.
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi mengatakan, terdapat empat kawasan yang akan dilayani IPAL Bengkong Sadai yakni Bengkong, Batu Ampar, Lubuk Baja, dan Kabil. Ia menjelaskan, IPAL Bengkong Sadai memeiliki kapasitas air limbah sebanyak 230 liter per detik yang akan memproses limbah domestik dari beberapa perumahan.
“Limbah itu nantinya akan disaring terlebih dulu sebelum masuk ke dalam bangunan IPAL, lalu diolah menggunakan bakteri food chain reactor (FCR) berteknologi modern, dengan produk akhir deviasi lima sampai sepuluh persen dari tampungan dalam bentuk air bersih dan pupuk kompos,” katanya kepada wartawan, Jumat 29 Januari 2021 kemarin.
Rudi juga mengatakan, saat ini IPAL Bengkong Sadai akan mengelola limbah dari 11 ribuan rumah yang ada. Ia pun berharap ke depannya, IPAL Bengkong Sadai mampu mengelola limbah domestik di seluruh Kota Batam.
“Saya juga berharap nantinya semua perumahan di Kota Batam tidak lagi menggunakan septic tank. Tapi diganti dengan menghubungkan langsung saluran septic tank dengan jaringan IPAL BP Batam, jadi nanti kota ini bakal bersih dari limbah domestik” kata dia.
Proses pekerjaan IPAL Bengkong Sadai ini telah dimulai sejak April-Juli 2017 (peletakan batu pertama) dan mulai dibangun pada Agustus 2017. Alasan dibangunnya ini adalah inisiatif BP Batam dalam meningkatkan kelestarian lingkungan, menjaga kualitas waduk, serta mencari solusi sumber air bersih bagi masyarakat Kota Batam.
Dengan ruang lingkup pembangunannya, IPAL itu memiliki kapasitas tampung air sebanyak 20 ribu meter kubik per hari atau setara dengan 230 liter per detik yang akan menghasilkan kompos 18 meter kubik per hari. Selain itu, IPAL ini nantinya dapat menghasilkan pupuk kompos siap pakai.