Angin Sabtu, 27 Februari 2021 malam di Dataran Engku Hamidah mengibaskan hijab seorang wanita yang sedang melantunkan lagu yang sempat nge-hits di tahun 90-an, judulnya “Di Persimpangan Dilema”. Panggung jalanan itu jadi pusat perhatian.
Adalah Dani, sang pengiring lagu itu, seorang pria yang mendedikasikan separuh malamnya untuk menghibur warga Batam dari kepenatan di Dataran Engku Hamidah, Batam Center, Kota Batam, Kepulauan Riau.
Penampilannya sederhana. Rambutnya rapi terkuncir. Suaranya apik mengukir kenangan dengan lagu-lagu. Jarinya gemulai menekan chord gitar mengurai setiap memori para pengunjung taman kota yang disediakan Pemerintah Kota Batam itu.
Dani mengaku baru empat bulan pindah ke Batam dari Pekanbaru. Dulunya, ia juga sempat mengadu nasib di Jakarta. Ia datang ke Batam untuk memperbaiki ekonominya, dengan bermusik dan bernyanyi sambil diiringi musik akustik di tempat-tempat makan dan tempat terbuka. Atau lebih dikenal dengan istilah “busker” ataupun street musician.
Ia memilih Engku Hamidah karena tempatnya khas dan unik. Pengunjungnya dari berbagai penjuru Kota Batam. “Sebelumnya saya sempat survei dulu ke Dataran Engku Hamidah. Setelah itu coba izin dan lapor ke petugas yg ada di sana, Pemko, Dishub, KasatPol PP, dan juga bapak-bapak yang bekerja sebagai pengelola/pendiri Taman Dataran Engku Hamidah dan Taman Dang Anom,” katanya pada HMS, Sabtu malam.
Dani sebenarnya sudah memulai aksi panggung jalanannya sejak November lalu. Namun, cuaca sampai awal Januari tak menentu membuat jadwal manggungnya juga tak teratur.
“Alhamdulillah setelah cuaca di Batam ini mulai stabil, baru jadwalnya mulai teratur. Minimal setiap weekend, Sabtu dan Minggu Insyaallah saya selalu datang untuk menghibur pengunjung,” ujarnya dengan mimik wajah bahagia.
Tak hanya tampil di akhir pekan, tapi di hari libur Dani pasti tampil menghibur. “Kalau tanggal merahkan juga ramai, jadi saya juga tampil kalau di hari-hari itu,” katanya.
Ia tak memiliki pekerjaan lain, pemain musik jalanan memanglah pekerjaan utamanya. Dengan begitu, sudah cukup baginya untuk menyambung hidup. Berharap pada keikhlasan pengunjung Dataran Engku Hamidah yang terhibur meletakkan rupiahnya di kotak berwarna coklat yang ia sediakan. Datang dan dengarkanlah Dani bernyanyi. Mungkin, lewat lagu-lagu dan suara merdunya, Anda bisa hanyut dalam kenangan-kenangan manis di masa lalu.