Setelah melalui debat dan negosiasi panjang dengan pedagang, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, akhirnya merealisasikan pembongkaran bangunan bekas Pasar Induk Jodoh, Batam, Kepulauan Riau, Kamis, 26 Agustus 2021.
Dalam prosesnya, pembongkaran pasar itu pun sempat terkendala karena kematian salah satu pedagang (baca: Kematian Friska adalah Duka Mereka yang Tak Punya Kuasa). Friska Ginting (42) diduga meninggal karena kaget saat mendengar suara alat berat yang datang. Hal itu kemudian membuat para pedagang melakukan orasi di depan Kantor Wali Kota Batam dan Gedung DPRD Kota Batam beberapa waktu lalu, meminta pertanggung jawaban pemerintah.
Pembongkaran Pasar Induk Jodoh pagi itu pun terlihat lancar tanpa kendala. Beberapa petugas Satpol PP, polisi, hingga tentara terlihat siaga di lokasi.
Kepala Dinas Perdagangan (Kadisperindag) Kota Batam, Gustian Riau, mengatakan, pembongkaran hari ini merupakan tindakan lanjutan dari kegiatan yang sebelumnya tertunda. Pihaknya menargetkan proses pembongkaran dapat diselesaikan dalam kurun waktu dua hari mendatang (baca: Pembangunan Pasar Induk Jodoh Telan Biaya Rp300 Miliar, Mulai Dibangun April 2021).
“Setelah pembongkaran ini selesai dilakukan, selanjutnya akan dilakukan penghitungan aset, sebelum dilakukan pelelangan,” katanya.
Dia menjelaskan, setelah dua hal itu selesai maka tahap selanjutnya adalah membangun kembali pasar itu dan akan dilakukan oleh kontraktor. Menurutnya, nantinya Pasar Induk Jodoh mengangkat konsep modern dengan lima lantai dapat menampung 1.800 pedagang.
“Lantai dasar akan diisi pasar basah, lalu lantai dua menjadi lokasi penjualan bahan pokok yang kering, lantai tiga diperuntukan bagi pedagang pakaian, dan lantai empat pusat elektronik,” kata Gustian.
Dia bahkan menuturkan, lantai lima Pasar Induk Jodoh yang baru akan diisi food court dengan pemandangan Singapura.