Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo mengungkapkan, dalam kurun waktu dua hari terakhir ini, pasca Lebaran terjadi peningkatan pasien Covid-19 sehingga keterisian rumah sakit bertambah sekitar 17,15 %.
“Tiga hari yang lalu posisi tempat tidur di rumah sakit adalah 15,2% dan hari ini sudah bertambah menjadi 17, 15%,” katanya saat Konferensi Pers tentang kasus lonjakan kasus Covid-19 Pasca Libur Hari Raya Idul Fitri 1442 H, di Media Center RSDC-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Mei 2021.
Hadir dalam konferensi pers itu, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman, selaku Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Pangkogasgabpad) Operasi Penangan Pasien Covid-19, Dokter Adib Umaidi, selaku Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 (Juru bicara Gugus Tugas), Profesor Wiku Adi Sasmiko.
Lebih lanjut Doni mengatakan, angka ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah pasien Covid-19 yang ada di Rumah Sakit pada September lalu, juga pada periode Januari dan Februari tahun ini yang pernah mencapai sekitar 90%.
“Hari ini jumlah pasien masih relatif rendah tapi berdasarkan pengalaman kita setiap akhir perayaan Lebaran, itu akan diikuti bertambahnya pasien di rumah sakit, baik pasien RSDC-19 Wisma Atlet-Kemayoran, maupun Rumah Sakit yang ada di Indonesia,” katanya.
Doni menyatakan, ketika pasien di Rumah Sakit bertambah maka akan diikuti angka kematian yang relatif tinggi dan akhirnya berdampak terhadap dokter yang merawat serta akses lainnya.
“Kita harus bekerja lebih keras untuk mengurangi pasien yang dirawat Rumah Sakit dengan berbagai cara. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mematuhi protokol kesehatan, dan melakukan berbagai langkah, dan strategi mulai Tingkat Kelurahan dan Desa dengan melakukan Karantina Mandiri bagi mereka yang kembali dari kampung halamannya,” katanya seraya menambahkan, walaupun secara resmi pemerintah melarang namun ada juga warga yang tetap melakukan mudik lebaran.
“Untuk itu kita lakukan strategi lainnya adalah apabila dalam satu RT positif, maka Posko Covid-19 yang ada di tingkat desa berinisiatif melakukan Micro Lokdown, sehingga tidak perlu ada pelarangan yang lebih besar cukup larangan itu dilakukan di tingkat yang paling kecil,” katanya.
Menyampaikan kondisi penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengatakan, bagi yang libur lebaran atau cuti wajb tes antigen, dan yang mudik harus tes swab. Saat ini sudah terjaring sekitar 175 orang, kemudian ditempatkan di Tower 4, dan 5 Wisma Atlet. ” Sebagai antisipasi telah disiapkan Tower 8, 9, dan 10 Wisma Pademangan,” katanya.
Sementara itu, Dokter Adib Umaidi, selaku Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, yang paling utama dalam melawan Covid ini adalah masyarakat lah yang harus dapat menjadi control sosial.
Wiku Adisasmito , selaku Tim Pakar Covid-19 juga mengatakan, seiring dengan hari kebangkitan Nasional, harus bangkit melawan Covid. Ia mengatakan, masih ada beberapa Provinsi yang masih tinggi tingkat penyebaran Covid-19.
“Waspadai tempat asal mudik, tempat tujuan mudik, selalu monitor kasus aktif nasional, angka kematian, angka kesembuhan. Kita harus baca indikator tersebut, jangan sampai meningkat secar drastis, hal ini menjadi tanggung jawab Satgas, khususnya daerah yang jauh, pastikan kita bangkit melawan Covid,” ungkap Wiku.
Sebelum konferensi pers digelar, Kepala BNPB mengadakan rapat tertutup dengan Pangdam Jaya selaku Pangkogasgabpad Covid-19, Ketua Tim Mitigasi PB IDI dan Juru bicara Gugus Tugas Covid-19 bertempat di Tower I Lt. 2 RSDC-19 Wisma Atlet-Kemayoran.