Riska Septiani (27), masih trauma menerima panggilan telepon dari nomor yang tak dikenal. Sebab, belum lama ini dia menjadi korban penipuan dan diteror si penipu berkali-kali. “Maaf, saya pikir tadi dari peneror, silakan telepon lagi,” kata Rizka setelah diyakinkan kalau yang meneleponnya adalah wartawan HMS, pad Rabu, 3 Februari 2021.
Peneror itu mengancam menyebarluaskan foto dan data pribadinya. Membuat kehidupannya taknyaman. Teror itu datang dari kebiasaanya yang setiap kali mendapat pesan undian berhadiah, selalu menuruti prosedur dalam tautan situs penipuan yang meminta ia untuk berfoto bersama data pribadinya.
“Saya kan, memang sering dapat pesan menang undian. Saya iseng saja, dan selalu saya kirim kalau mereka minta data pribadi,” katanya.
Pendek kata, awalnya dia tak pernah tahu risiko dari memberi data tersebut. Dia juga tak pernah menyangka kalau yang dia lakukan itu akan menjadi bumerang untuk kehidupan pribadinya. Puncaknya terjadi pada 18 Desember 2020, ketika satu pesan bernada ancaman masuk menyelusup ke ponselnya.
Dalam pesan singkat itu, peneror menuduh Rizka mempunyai hutang pinjaman online dan memaksanya segera melakukan pembayaran. Peneror mengancam akan menyebarluaskan foto dan data pribadinya kalau permintaannya itu tidak diindahkan.
“Dia punya foto saya lagi pegang KTP, data pribadi, dan semua kontak di ponsel saya. Katanya kalau saya tidak mentrasfer uang, dia akan sebarkan data pribadi saya itu dan bilang saya ini maling, buronan perusahaan yang tidak membayar hutang. Saya takut lah,” kata Rizka.
Ancaman itu direspon oleh Rizka, dia menuruti permintaan si peneror yang sedang menipunya itu. Hari itu juga ia langsung mentransferkan uang senilai Rp2,3 juta ke satu nomor rekening bank Mandiri atas nama pemilik berinisial MA. Hal itu dia lakukan selain karena panik, juga karena dia tidak mau nama baiknya tercemar dan orang terdekatnya berpikir buruk tentang dirinya.
“Setelah uang saya kirim, saya bilang sama dia kalau saya tahu ini penipuan karena saya tidak pernah meminjam uang. Bisa dicek kok. Waktu itu, saya minta dia jangan menganggu saya lagi,” katanya.
Hanya saja, ulah peneror ternyata tidak berhenti di situ, dua hari kemudian, Rizka kembali mendapat panggilan dari nomor yang takdikenal dengan ancaman yang sama. Parahnya, peneror juga menghubungi teman dan kerabat dekat Rizka. Kali ini, ada empat nomor peneror yang masuk menyelusup ke ponselnya.
“Macam-macam yang mereka bilang. Katanya saya maling lah, saya punya hutang lah. Mereka bahkan minta teman-teman saya itu melunasi hutang saya,” kata Rizka, sembari menjelaskan karena merasa kenyamanannya terganggu, akhirnya dia melaporkan kejadian yang dia alami ke pihak kepolisian, “Saya buat laporan akhirnya, dan sudah diterima. Tetapi secara pribadi, saya juga sudah pasrah uang itu akan kembali atau tidak,” kata dia.
Kejadian ini menjadi pelajaran buat Rizka. Dirinya berharap, rekan-rekannya jangan ada yang percaya jika ada SMS atau Whatsapp dari orang yang tak dikenal menyebut dirinya mempunyai hutang atau semacamnya. Selain itu, dia juga meminta maaf atas ketidak nyamanan rekan-rekannya jikalau pihak peneror menghubungi mereka.
“Ya, saya harap rekan-rekan saya tidak meladeni kalau si peneror itu menghubungi mereka. Saya minta maaf kalau mereka merasa terganggu. Ini menjadi pelajaran buat saya dan saya harap masyarakat lainnya bisa juga mengambil pelajaran dari yang saya alami dan tidak sembarangan mengirimkan data pribadi ke orang yang tidak dikenal,” kata Rizka.